JAKARTA - Kereta Api (KA) Makassar-Parepare terus mengalami peningkatan kecepatan sejak dilakukan uji coba terbatas pada Oktober 2022. Kini kecepatan kereta pertama di Sulawesi Selatan ini dapat mencapai 110 km/jam.
"Penyempurnaan pembangunan serta pemadatan struktur tanah dan balas pada jalur KA ini menyebabkan peningkatan kecepatan ini dapat dilakukan pada ruas-ruas tertentu," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, Minggu (22/1/2023).
Adapun ruas-ruas jalur yang sudah memiliki batas kecepatan hingga 100 km/jam mencakup ruas km 74 - km 90, dan km 18 - km 44 pada segmen B dan segmen F.
Baca Juga:Â Serapan Anggaran Kemenhub Rp32,6 Triliun di 2022, Setara 97,6%
Dengan adanya peningkatan kecepatan ini, waktu tempuh layanan KA Makassar-Parepare untuk lintas Maros-Garongkong dapat dipangkas menjadi 68 menit dari semula 86 menit.
"Tentu peningkatan kecepatan ini akan terus bertambah seiring dengan penyempurnaan pembangunan jalur yang sedang kami lakukan sampai nanti betul-betul akan dioperasikan untuk melayani masyarakat," sebut Risal.
Selain karena faktor pembangunan yang hampir rampung, Risal juga menjelaskan pengoperasian KA dengan kecepatan sedang hingga tinggi tersebut dimungkinkan karena penggunaan jalur rel dengan lepar 1435 mm. Sebagaimana diketahui, lebar jalur ini berbeda dengan jalur KA di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang umumnya menggunakan lebar rel 1067 mm.
Baca Juga:Â Proyek Kebanggaan Jokowi, Jalur Kereta Api Maros-Mandai Dipercepat
"Dengan lebar jalur tersebut, kereta ini nantinya dapat melaju lebih cepat dan mengangkut muatan lebih banyak daripada kereta di Jawa," jelas Risal. Risal optimis bahwa saat dioperasikan nanti, KA Makassar-Parepare dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di kawasan Sulawesi Selatan.
Guna mewujudkan optimisme tersebut, Risal menjelaskan bahwa DJKA telah melakukan beragam upaya. Antara lain, dengan mendorong pemanfaatan area stasiun untuk menunjang UMKM asli masyarakat setempat.
"Mungkin ke depan di stasiun-stasiun ini akan ada kedai kopi, tempat nongkrong dan kuliner lokal, yang berasal dari UMKM yang sudah dikurasi," tutur Risal.
Follow Berita Okezone di Google News