JAKARTA- Gurita bisnis milik Sudono Salim akan menjadi informasi yang menarik untuk dibahas. Mediang Sudono Salim merupakan pebisnis yang berasal dari Fuqing, Fujian, China.
Pemilik nama asli Liem Sioe Liong merupakan anak dari seorang petani yang di masa kecilnya harus hidup susah hingga putus sekolah. Hal inilah yang membuat Sudono Salim akhirnya memutuskan untuk merantau ke Tanah Air pada 1939.
Di Tanah Air, Sudono Salim memulai usahanya sebagai pedagang cengkeh dan tembakau. Meski sempat mengalami pasang surut, namun siapa sangka jika kini Sudono Salim berhasil mendirikan banyak perusahaan. Bahkan gurita bisnis milik Sudono Salim kini kian berkembang.
Sudono Salim mendirikan perusahaan konglomerat Salim Group pada 4 Oktober 1972. Salim Group sendiri telah menjadi penguasa produk minyak goreng di Indonesia dengan kepemilikan PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan PT PP London Sumatera Indonesia Tbk.
Produk minyak yang terkenal dari Salim Group adalah Bimoli, Delima, dan Happy. Bahkan komisi minyak goreng inilah yang menjadi salah satu penyumbang besar bagi kekayaan Salim Group.
Tak hanya itu saja, Salim Group juga membawahi berbagai macam anak perusahaan lainnya yang bergerak di bidang yang berbeda-beda, mulai dari ritel, otomotif, real estate, telekomunikasi, perkebunan, makanan, dan lain-lain.
Sebut saja PT Indofood, salah satu produsen mie terbesar di dunia. Selain itu, Salim Group juga memiliki PT Bogasari yang menjadi produsen tepung terigu terbesar. Belum lagi ditambah dengan kepemilikan perkebunan kelapa sawit dengan luas sekitar 1.000 kilometer persegi dan konsesi penebangan.
Bukan hanya sebagai produsen saja, Salim Group juga melakukan invasi ke bisnis lain dengan membeli saham signifikan di PT Fast Food Indonesia Tbk yang memiliki merek fast food populer KFC.
Tidak sampai disitu saja, bisnis yang kini diturunkan ke Anthoni Salim ini juga memiliki jaringan minimarket terbesar di Indonesia dibawah bendera PT Indomarco Pristama.
Sektor perbankan juga dirambah oleh Salim Group. Dulu Sudono Salim pernah mendirikan Bank Central Asia (BCA). Namun, saat Indonesia mengalami krisis moneter pada 1997 membuat bisnisnya terdampak dan mau tak mau ia harus melepaskan beberapa perusahaannya, termasuk BCA dan Indocement.
Sudono Salim diketahui meninggal dunia pada 10 Juni 2012 lalu di Singapura. Kini kerajaan bisnisnya telah diambil alih oleh keturunannya, yakni Anthoni Salim.
Demikian pembahasan mengenai Gurita Bisnis Milik Sudono Salim.
(RIN)
(Rani Hardjanti)