JAKARTA - Kemiskinan menjadi perhatian khusus pemerintah usai jumlahnya meningkat. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau mencapai 26,36 juta orang.
Angka kemiskinan sedikit meningkat sejak Maret 2022 (9,54%), namun lebih rendah dibandingkan September 2021 (9,71%).
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pun member instruksi kepada perangkat desa demi menekan tingginya angka kemiskinan.
Baca Juga: Fokus APBN 2024 Turunkan Angka Kemiskinan dan Stunting
Instruksi pertama, perangkat desa diminta untuk memastikan data-data kemiskinan yang telah dikumpulkan kepala daerah valid. Di antaranya soal data ibu hamil, ibu hamil beresiko tinggi, potensi stunting, hingga kurang gizi.
“Berapa rumah tidak layak huni mereka, adakah jambannya yang dimiliki, adakah air bersihnya, adakah penerangannya, kemudian dikumpulkan,” kata Ganjar, Sabtu (25/2/2023).
Baca Juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0% pada 2024
Lebih lanjut, perangkat desa harus memastikan data tentang jumlah keluarga yang terdapat penyandang disabilitas. Ganjar mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk melatih mereka agar keterampilannya bisa bermanfaat.
“Kita titipkan ke perusahaan itu agar nanti dia mendapatkan penghasilan sehingga nanti membantu keluarganya. Ini kita dorong. Bagaimana caranya? Nanti mereka dilatih dan perusahaannya mau. Terhadap perusahaan yang tidak melatih sendiri, provinsi siap,” kata Ganjar.
Ganjar melanjutkan, perangkat desa juga bisa bekerja sama dengan stakeholder seperti CSR perusahaan swasta hingga lembaga filantropi untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat. Pasalnya, Ganjar menyebut perangkat desa pastinya memahi permasalahan di tempatnya bertugas.
“Berdasarkan pasal 34 UUD kita, negara harus menjamin kehidupannya. Siapa yang tahu ini? Kawan-kawan perangkat desa yang tiap hari keluyuran, tiap hari ketemu, tiap hari ngobrol untuk bisa merespons PR-PR yang ada di masyarakat,” kata Ganjar.
Ganjar juga menginstruksikan perangkat desa untuk menjalin komunikasi yang harmonis dengan kepala desa. Ganjar juga meminta mereka membuat program yang dapat membantu mengatasi kemiskinan di tingkat desa.
“Kita bisa tunjukkan kepada masyarakat bahwa kita adalah pelayan masyarakat dan bapak ibu bisa pada level yang paling depan,” pungkas Ganjar.
(Feby Novalius)