Kenaikan Harga Emas Akhirnya Terhenti di USD1.910/Ounce
JAKARTA - Harga emas merosot di akhir perdagangan Selasa. Penurunan hari ini menghentikan keuntungan selama tiga hari beruntun yang disebabkan aksi ambil untung setelah bertengger di level tertinggi dalam 6 minggu.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange tergelincir USD5,60 atau 0,29% menjadi USD1.910,90 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh level tertinggi sesi di USD1.919,40.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei terkerek 11,70 sen atau 0,53% menjadi USD22,04 per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot USD7,60 atau 0,76% menjadi USD997,30 per ounce.
Pihak berwenang AS melakukan intervensi untuk memadamkan kekhawatiran tentang kegagalan bank-bank regional, sehingga mengurangi permintaan safe-haven pasar. Selain itu, emas telah melonjak hampir 6,% dari posisi terendah minggu lalu.
Harga logam kuning naik lebih dari USD100 dalam lima hari terakhir karena penutupan tiga bank AS, terutama Silicon Valley Bank. Hal ini menggarisbawahi keretakan ekonomi AS yang disebabkan oleh kenaikan tajam suku bunga selama setahun terakhir
Sementara itu, Pemerintah AS melakukan intervensi untuk memulihkan kepercayaan pasar terhadap sistem perbankan. Di mana saham bank anjlok di tengah kekhawatiran potensi penularan yang mendorong permintaan safe-haven untuk emas.
Kemudian Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen AS (IHK) naik 0,4% pada Februari setelah meningkat 0,5% pada Januari.
Hal itu sejalan dengan ekspektasi pasar. Kenaikan IHK tahun-ke-tahun mencapai 6,0% pada Februari, kenaikan tahunan terkecil sejak September 2021. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (15/3/2023).
Para Analis pasar berpendapat bahwa inflasi yang mereda dikombinasikan dengan kegagalan beberapa bank regional berpotensi membuka pintu Federal Reserve untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada pertemuan minggu depan.
(Feby Novalius)
