BEI Pantau Ketat Saham Humpuss Intermoda Transportasi (HITS)
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) dalam radar pantauan akibat adanya telah terjadi peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
Diketahui, emiten yang bergerak dalam bidang pengangkutan gas alam cair (liquefied natural gas / LNG), minyak mentah, bahan bakar minyak, bahan kimia, kontainer, batubara dan kargo laut lainnya ini mengalami pergerakan harga yang signifikan dalam sepekan, naik 123,53%.
Pada penutupan perdagangan Jumat (12/5/2022) lalu pun, saham HITS bergerak naik 90 poin atau 24,59% ke level Rp456.
Adapun emiten angkutan laut milik Tommy Soeharto itu menjadi saham dengan lonjakan paling tinggi atau top gainers dalam daftar perdagangan satu pekan, 8 - 12 Mei 2023.
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham HITS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A, Senin (15/5/2023).
Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.
Informasi terakhir mengenai HITS adalah informasi tanggal 9 Mei 2023 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait laporan informasi atau fakta material keterbukaan informasi sewa kapal dengan opsi beli.
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham HITS tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis direksi bursa.
Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
(Taufik Fajar)
