"Mereka umumnya tinggal di daerah yang aksesnya sulit terjangkau, terpencil, terisolasi dan bahkan berada di perbatasan antar negara," ucap dia.
Untuk menyediakan listrik di daerah-daerah tersebut, PLN membutuhkan biaya investasi per pelanggan yang sangat tinggi yaitu antara Rp25-45 juta per pelanggan. Sehingga pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan secara komersial menjadi tidak feasible.
Walaupun begitu, Darmawan mengatakan PLN tetap melaksanakan pembangunan kelistrikan mengacu kepada pengamalan sila ke-5 Pancasila.
"Di bawah kepemimpinan Bapak Erick Thohir yang transformatif, negara hadir bagi saudara-saudara kita di daerah terisolir tadi melalui listrik PLN yang terjangkau," tutur Darmawan.
Dia yakin, hadirnya listrik di daerah 3T mampu memberikan multiplier effect. Seperti, meningkatnya serapan tenaga kerja, pembayaran pajak dan peningkatan ekonomi di sektor riil.
"Di pedalaman Sorong Selatan, Papua Barat, ada Kampung Boldon yang sebelumnya 24 tahun tidak punya pasokan listrik. Saudara kita di sana sebelumnya menggunakan genset, harga listrik per kwhnya 20.000. Kini, bisa menikmati listrik murah dari PLN," ujarnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)