Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Laos Bisa Jadi Hub Transportasi di Asia Tenggara, Ternyata Ini Alasannya

Safina Asha Jamna , Jurnalis-Senin, 05 Juni 2023 |13:51 WIB
Laos Bisa Jadi Hub Transportasi di Asia Tenggara, Ternyata Ini Alasannya
Ilustrasi Laos Bisa Jadi Hub Transportasi di Asia Tenggara (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengapresiasi proses transformasi yang berlangsung di Laos, sehingga menjadikan negara tersebut sebagai hub transportasi penting di kawasan Asia Tenggara.

Menurut dia, perencanaan visioner dan keberhasilan mengeksekusi transformasi, selain berdampak signifikan pada penurunan biaya logistik, juga mendorong laju pembangunan ekonomi di Laos.

"Peresmian Jaringan Kereta Api Laos-Tiongkok pada Desember 2021, menandai titik balik pembangunan sektor transportasi di Laos. Tentu saja, ini sangat mempengaruhi biaya logistik. Perjalanan Vientiane ke Boten di Tiongkok, yang biasanya ditempuh selama 15 jam menggunakan kendaraan, kini hanya memerlukan waktu empat jam menggunakan kereta api," kata Arsjad melalui keterangan tertulis seperti dilansir Antara, di Jakarta, Senin (5/6/2023).

 BACA JUGA:

Arsjad bersama delegasi berada di Laos pada 31 Mei–2 Juni 2023 dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC 2023.

Sebelumnya, Arsjad telah melakukan roadshow ke Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Inggris.

Selain bertemu Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith, delegasi ASEAN-BAC juga berdialog dengan senior member dari Laos National Chamber of Commerce and Industry (LNCCI).

Saat ini, Laos sedang aktif membangun Laos Logistic Ecosystem (LLL) dan Indonesia siap menjalin kerja sama di sektor jasa logistik dan transportasi di Vientiane.

"Sebagai Ketua ASEAN-BAC, kami siap menjalin kerja sama pembangunan Laos Logistic Ecosystem sebagai best practice Indonesia di sektor jasa logistik dan transportasi di Vientiane Logistic Park," jelas Arsjad.

 

Pemerintah Laos mencanangkan Vientiane Logistics Park (VLP) sebagai program prioritas, yang dirumuskan dalam Rencana Strategi Pengembangan Logistik.

Proyek VLP diharapkan mengubah Laos menjadi negara yang terhubung dengan daratan Greater Mekong Subregion (GMS), karena lokasi ini akan berfungsi sebagai pusat distribusi antara ASEAN dan Tiongkok setelah proyek kereta api Laos-Tiongkok rampung pada Desember 2021.

Arsjad juga mengungkapkan Laos muncul sebagai pemain kunci dalam energi baru dan terbarukan (EBT), dengan lebih dari 70 bendungan yang beroperasi dan total kapasitas pembangkit sekitar 8.000 MW.

Komitmen Laos terhadap energi berkelanjutan selaras dengan visi ASEAN untuk masa depan yang lebih hijau.

"Kami melihat bahwa Laos turut berperan aktif terlibat dalam perdagangan energi internasional untuk keamanan energi regional. Kami mengapresiasi atas pencapaian Laos yang luar biasa dalam menjadi baterai Asia Tenggara dan kontribusinya terhadap ketahanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan tujuan pembangunan berkelanjutan di kawasan," ungkap Arsjad.

Lebih lanjut, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengungkapkan komitmen Laos mencapai netralitas karbon (carbon neutrality) sebagai pencapaian keseimbangan antara mengeluarkan karbon dan menyerap emisi karbon.

Dia mengatakan upaya Laos seiring dengan yang dilakukan Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060 dan pemberdayaan pelaku UMKM pertanian melalui Inclusive Closed-Loop Model.

"Ini sangat penting karena menjadi kekuatan kita di Asia Tenggara. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan terlibat dalam upaya-upaya pencapaian target NZE serta peningkatan kompetensi UMKM," jelas Dino.

Terkait ekosistem digital, Dino mengapresiasi langkah-langkah strategis Laos turut ambil bagian dalam proses digitalisasi sistem finansial yang melibatkan UMKM melalui sistem ASEAN QR Code, yang menghubungkan kode QR dalam melakukan pembayaran secara nasional dan antarnegara Asia Tenggara.

"Saya optimistis melalui berbagai upaya kerja sama ini, Laos akan menjadi sentral konektivitas antarnegara-negara di ASEAN sekaligus menjadi chairmanship pada tahun mendatang untuk ASEAN-BAC," ujar Arsjad.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement