JAKARTA - Cerita perajin layangan di Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berhasil menjadi UMKM yang naik kelas.
Perajin layangan bernama Titin itu adalah seorang ibu tiga anak. Dia mencoba peruntungan cuannya dalam menjual layangan.
BACA JUGA:
"Minat saya memang di bisnis layangan. Saya bisnis ini sudah lima tahun," ucap Titin kepada Okezone.com, Minggu, 14 Mei 2023.
Titin mengaku kalau dia merintis usahanya dengan keterbatasan modal.
BACA JUGA:
Namun, hal itu tidak menjadi kendala untuk usahanya bisa lebih maju lagi satu tingkat.
Dengan modal secukupnya dia mampu menjual 4.000 buah layangan dalam satu minggu. Namun, dia meyakini jika modalnya lebih besar pasti akan berdampak positif untuk usahanya.
Demi membuat usahanya semakin berkembang, dia mendengar ada program permodalan UMKM dari BRI untuk pengembangan usaha. Program itu adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dia pun memutuskan memanfaatkan program itu setelah mendapatkan informasi detail dari BRI unit Cijeruk. Keputusan itu diambil untuk memajukan usahanya.
"(Penjualan) dari 4.000 buah layangan menjadi 20.000 ribu buah dalam satu minggu. Itu setelah menggunakan KUR. Saya sudah memanfaatkan program itu tiga kali," ucapnya.
Untuk harga layangan yang dia jual adalah per 1.000 buah yang dibanderol Rp500 ribu. Di mana harga itu untuk kriteria layangan standar seperti umumnya.
BACA JUGA:
Kini Titin berhasil memberdayakan 15 pengrajin layangan di daerah sekitar. Tentunya langkah itu untuk memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga di kampungnya.
Soal pemasaran, Titin memang tidak pusing. Oleh dikarenakan, dia sudah punya pelanggan tetap dan dia memproduksi sesuai permintaan.
Kemudian, Titin juga mengungkapkan soal tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu adalah saat musim penghujan yang membuat penjualan terganggu.
"Itu dukanya yang dirasakan penjual layangan. Namun, penjualan tetap ada," ucapnya.
Mantri BRI Unit Cijeruk Ricki Rahmat mengatakan pihaknya menyambut baik banyak UMKM yang ingin berkembang. Oleh karena itu, BRI pun mencoba membantunya dari segi permodalan.
"Kami bantu dari segi permodalan. Sebab, UMKM di wilayah sini kekurangan modal. Itu untuk membeli bahan baku atau investasi usaha seperti membeli kendaraan operasional dan mesin jika dibutuhkan," katanya.
Dia menekankan kalau BRI memberikan perhatian dalam segi pemasaran para pelaku UMKM. Hal itu dengan kerap melibatkan dalam pameran-pameran agar pemasaran para pelaku usaha bisa lebih luas.
"Pemasaran juga kami akan bantu dengan diikutkan ke pameran. Nanti juga akan dibantu untuk pendampingan pemasaran lewat marketplace atau online," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)