Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Soal Konflik Lahan di Pulau Rempang, Luhut: Pendekatan Tak Berjalan Baik

Kharisma Rizkika Rahmawati , Jurnalis-Rabu, 20 September 2023 |05:33 WIB
Soal Konflik Lahan di Pulau Rempang, Luhut: Pendekatan Tak Berjalan Baik
Menko Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal Pulau Rempang. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal konflik penggusuran di Pulau Rempang, Batam.

Pekan lalu, Luhut mengatakan bahwa konflik ini muncul karena pendekatan yang dilakukan, baik pemerintah maupun aparat kepolisian tentang pembebasan lahan di Rempang belum terjalin baik dengan warga.

"Ya Rempang itu mungkin ya sekarang lagi mau slow down. Saya pikir mungkin kemarin pendekatannya belum pas, tapi selama saya yang menangani banyak pembebasan lahan tak ada masalah," kata Luhut saat ditemui di Hotel Pullman Central Park, Jakarta.

Dia berpendapat jika pembebasan lahan di Rempang dapat diselesaikan tanpa adanya kekerasan yang terjadi.

Luhut mengklaim bahwa masyarakat Rempang sebenarnya mau untuk direlokasi.

Dia juga menuturkan, bahwa sudah ada tim yang ke sana untuk mensosialisasikan terkait apa saja yang akan diberikan pemerintah kepada warga dalam urusan pembebasan lahan tersebut.

"Rakyat itu pada umumnya mau, ndak ada masalah. Karena kalau mereka direlokasi ada yang mau dikasih rumah, pekerjaan, sekolah dan sebagainya dan juga uang saja cash, kemudian yang provokator pasti ada. Itu perlu dipisah-pisahkan. Jadi saya kira tidak ada masalah," tutur Luhut.

Selain itu, Luhut juga menjelaskan, adanya potensi investasi di Rempang akan memberikan dampak yang bagus terhadap Indonesia.

Hal ini berkaitan dengan menggerakkan roda ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa akan banyak kerugian yang akan dirasakan, baik dari segi pendapatan pemerintah maupun perekonomian masyarakat jika potensi investasi di Rempang tidak jadi terealisasikan.

“Ini investasinya total Rp300 triliun lebih, tahap pertama itu Rp175 triliun. Kalau ini lepas, itu berarti potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini itu akan hilang,” ujar Bahlil dalam keterangan resminya, Senin, 18 September 2023.

Baca Selengkapnya: Soal Konflik Lahan di Pulau Rempang, Luhut: Rakyat Itu Umumnya Mau tapi Ada Provokator

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement