Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Data Bocor, KAI Diserang Geng Ransomware Stormous

Asla Lupanda , Jurnalis-Selasa, 16 Januari 2024 |17:19 WIB
Data Bocor, KAI Diserang Geng Ransomware Stormous
Data KAI diretas geng ransomware (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi korban kebocoran data yang terpublikasi pertama kali di tahun 2024. Hal ini diungkap oleh akun @TodayCyberNews di media sosial X.

KAI menjadi korban peretas yang melakukan klaim telah berhasil mencuri beberapa data sensitif seperti informasi karyawan, data pelanggan, data perpajakan, catatan perusahaan, informasi geografis, sistem distribusi informasi dan berbagai data internal lainnya.

"Dari investigasi yang CISSReC lakukan, peretasan kepada PT. KAI dilakukan oleh geng ransomware bernama Stormous sekitar satu minggu sebelum informasi peretasan dikeluarkan oleh mereka," kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha, Selasa (16/1/2024).

Menurutnya, Geng ransomware Stormous tersebut mendapatkan akses masuk ke sistem KAI melalui akses VPN menggunakan beberapa kredensial dari beberapa karyawan. Setelah berhasil masuk mereka berhasil mengakses dashboard dari beberapa sistem KAI dan mengunduh data yang ada didalam dashboard tersebut.

Geng ransomware Stormous tersebut juga membagikan tangkapan layar sebuah dashboard yang merupakan dashboard yang diakses menggunakan kredensial salah karyawan KAI yang mereka dapatkan.

"Ini mempertegas bahwa memang Stormouse masuk melalui akses internal karyawan yang berhasil mereka dapatkan baik itu melalui metode phising serta social engineering atau mereka membeli kredensial tersebut dari peretas lain yang menggunakan malware log stealers," ucapnya.

Dia menilai KAI sudah menyadari adanya serangan tersebut dan sudah melakukan beberapa mitigasi seperti menghapus menonaktifkan portal VPN di situs KAI. Di mana peretas masuk dan mengakses sitem PT. KAI serta menghapus beberapa kredensial yang berhasil didapatkan oleh geng ransomware Stormous terebut, namun menurut geng ransomware Stormous hal tersebut cukup sia-sia karena mereka bukan baru satu jam masuk kedalam sistem PT. KAI namun sudah hampir satu minggu mereka berhasil masuk dan mengunduh data yang ada didalam sistem.

"Melakukan mitigasi seperti itu bisa saja tidak efisien karena ada juga kemungkinan bahwa geng ransomware tersebut telah memasang backdoor di dalam sistem KAI yang dapat mereka pergunakan untuk mengakses kembali sistem KAI kapanpun mereka mau, karena tentu saja mereka tidak akan mau melepaskan begitu saja target peretasan mereka," ungkap dia.

Jika tidak dapat menemukan backdoor tersebut, lanjut dia, maka salah satu langkah yang paling aman untuk dilakukan adalah melakukan deployment sistem di server baru dengan menggunakan backup data yang PT. KAI miliki dengan sebelumnya melakukan perbaikan pada portal atau data kredensial karyawan yang diketahui bocor tersebut.

"Menurut data yang berhasil kami gali, terdapat 82 kredensial karyawan PT. KAI yang bocor serta hampir 22.5 ribu kredensial pelanggan dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT. KAI. Data kredensial tersebut didapatkan dari sekitar 3300 url yang menjadi permukaan serangan external dari situs PT. KAI tersebut," imbuhnya.

Belajar dari kasus ini, KAI harus mempertimbangkan aspek keamanan siber terutama saat ini KAI sedang gencar-gencarnya mengimplementasikan sistem face recognition pada sistem ticketing mereka termasuk untuk keperluan boarding, sehingga PT. KAI harus lebih waspada serta memperkuat sistem keamanan siber yang dimilikinya.

Pada laman darkweb nya, geng ransomware Stormous membagikan sample data yang mereka curi dari PT. KAI sebesar 2,2 GB file dalam bentuk terkompresi dan diberi nama kai.rar. Geng peretas Stormous memberikan tenggat waktu selama 15 hari kepada PT. KAI untuk melakukan negosiasi dan membayar tebusan yang mereka minta yaitu sebesar 11,69 BTC atau hampir setara dengan 7,9 milyar rupiah dan mengancam akan mempublikasikan semua data yang mereka dapatkan jika tebusan tidak dibayarkan.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement