Muhammad Riza Damanik, Staff Khusus Menkop dan UKM, menyampaikan bahwa penciptaan tenaga kerja melalui perubahan struktur pelaku usaha menciptakan transformasi lapangan kerja yang berkualitas melalui korporitasi dan hilirisasi.
“UMKM berbasis komoditas unggulan di tiap daerah. Pelaku UMKM sekitar 50% di sekitar pertanian (perikanan, peternakan dan perkebunan) dan 50% sisanya di non pertanian. Potensi Indonesia sangat luar biasa apalagi proposi anak muda dari total penduduk Indonesia sekitar 62, 62% memiliki potensial luar biasa dan tantangan dalam menjadikan Indonesia Emas dalam beradaptasi dengan inovasi dan tantangan digitalisasi di era sekarang, ujar penjelasan Riza.
Mencontoh negara maju seperti Norwegia yang mengandalkan kekuatan ikan salmon dalam inovasi dan teknologinya apalagi Indonesia luar biasa sumber daya alamnya, contoh rumput laut kalau diolah lagi sebagai bioplastik misalnya maka ekonomi Indonesia akan bertumbuh, dan mendorong potensi SDA yang ada di Indonesia.
Contoh garam yang dari papua harganya sangat mahal berasal dari pohon dan ini memiliki potensi dalam mendorong keunggulan sumber daya alam yang hanya ada di Indonesia, yakni mendorong sektor pangan, pariwisata, teknologi, perikanan, pertanian maka sektor ekonomi Indonesia akan bertumbuh luar biasa sehingga harus kita garap untuk membuka peluang.
Dengan hal tersebut ekonomi kita akan berkembang dengan sangat produktif. Apalagi Indonesia merupakan peringkat ke 6 dalam jumlah perusahaan rintisan (start-up) terbanyak di dunia sekitar 2.581 start-up ranking di tahun 2024 yakni 69, 2 % didirikan oleh anak muda berusaha 25-38 tahun jadi jangan berbangga diri terbanyak di dunia tetapi kita harus menjadi pemain utama di dunia dalam mengembangkan ekonomi Indonesia.
Digitalisasi mendorong nilai ekonomi yang baik pada pelaku usaha, menciptakan lapangan pekerja middle income jobs sebagai kekuatan yang dapat memberikan penghasilan pendapatan Indonesia, sehingga usaha kecil dan usaha besar dapat bertumbuh.
Mendorong jejaring kolaborasi, pemuda perlu membangun jejaring kolaborasi, setidaknya dengan 3 aktor utama dalam menciptakan dan mengembangkan jaringan kewirausahaan insklusif bekerjasama dengan non-pemerintah dan sektor swasta, sehingga bisa terjaring dalam program jaringan pemerintah serta organisasi transnasional.
Pemuda harus berfokus pada pengembangan inovasi, terlebih dikarenakan generasi muda melek akan digitalisasi, maka potensi dalam mengembangkan komoditas lokal unggulan dapat melakukan melalui digitalisasi yang inovatif dalam hal ini Indonesia unggul pada sektor agrikultural dan perikanan, selain itu juga transfer knowladge juga sangat penting dalam memainkan peran kita dalam mendukung dan mengembangkan keterampilan serta pola pikir kewirausahaan, yang dapat berkontribusi pada penciptaan wirausaha baru.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)