Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Ungkap Dampak Mahalnya Harga Beras

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 21 Februari 2024 |19:15 WIB
BI Ungkap Dampak Mahalnya Harga Beras
Dampak Harga Beras Mahal. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan dampak harga beras melonjak dengan tingkat inflasi di Tanah Air yang juga meroket.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman mengatakan, pada bulan Januari kemarin inflasi beras berdampak 0,64% kenaikannya secara month to month dan menjadi penyebab tingginya inflasi volatile foods.

"Akibat ini dia itu bobotnya 3,43% sekarang kalau pakai SBH tahun 2022 yang baru dikeluarkan oleh BPS, sehingga kenapa salah satu penyebabnya volatile food kita mencapai inflasinya 7,22%," kata Aida dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (21/2/2024).

Adapun berdasarkan survei pantauan harga yang dilakukan BI, harga beras memang naik signifikan di beberapa daerah.

Aida memaparkan di Nusa Tenggara Barat harga beras sudah menyentuhnya Rp12.947 per kilogram, bahkan di Kalimantan Tengah harganya tembus Rp18.800 per kilogram.

"Nah kalau dari survei biaya pantauan harga kami, itu memang kisarannya lumayan besar ya di NTB itu Rp12.947 kalau di Kalimantan Tengah dia hampir mencapai Rp18.800 per kilogramnya," jelas Aida.

Penyebab kenaikan harga beras, menurut Aida adalah kondisi cuaca El Nino yang mengganggu musim tanam padi di Indonesia. Meski saat ini sudah ada hujan yang turun, namun intensitasnya belum merata.

"Saat sekarang ini sudah ada musim hujan yang masuk ke Indonesia tetapi baru di sekitar 70% di compare dengan kalau kita tahun lalu di bulan Januari itu sudah 77%," kata dia.

Alhasil musim tanam mengalami pergeseran, panennya pun bergeser. Tanpa ada produksi beras, maka harga beras menjadi tinggi.

"Nah ini akibatnya, tentunya ada pergeseran periode tanam beras, sebagian di bulan Januari untuk daerah sentra," tutur Aida.

Menurut Aida, pemerintah telah melakukan penguatan cadang beras pemerintah (CBP). Sejauh ini stoknya dinilai sudah cukup untuk konsumsi nasional.

"Tapi kemudian pemerintah untuk memastikan hal tersebut dilakukan impor melalui kecukupan CBP-nya. Seperti apa kondisinya? CBP itu bulan Januari sudah hampir mencapai 1,2 juta ton, jadi artinya kecukupan pasokan itu ada," jelas Aida.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement