Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jatah Makan Siang Gratis Rp15.000 per Anak dengan Anggaran Rp500 Triliun

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Selasa, 27 Februari 2024 |10:57 WIB
Jatah Makan Siang Gratis Rp15.000 per Anak dengan Anggaran Rp500 Triliun
Jatah Makan Siang Gratis Rp15.000 per Anak (Foto: Jokowi Sudah Bahas RAPBN 2025/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Jatah makan siang gratis Rp15.000 per anak dengan anggaran kurang lebih Rp500 triliun. Progam makan siang gratis akan masuk ke dalam RAPBN 2025.

Anggaran untuk program makan siang gratis berkisar Rp15.000 per anak, di luar anggaran untuk program susu gratis.

"Per anak kira-kira Rp15 ribu," kata Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Negara, Jakarta, Senin 26 Februari 2024.

Besaran anggaran itu akan diterapkan secara merata di semua wilayah Indonesia dengan lauk yang disesuaikan ke depannya.

"Menunya nanti dilepaskan ke daerah masing-masing. Merata di seluruh Indonesia sebesar Rp15 ribu per orang," ujarnya.

Menko Airlangga menambahkan anggaran Rp15 ribu untuk makan siang gratis itu masih di luar susu. Artinya hanya untuk nasi dan lauk pauk saja, yang mana setiap daerah akan disesuaikan untuk isi sepiring nasinya.

"Itu kan dibuat macem-macem, nanti akan ada pembahasan, ini di luar susu," lanjutnya.

Adapun rincian dari program makan siang dan susu gratis telah didiskusikan dalam pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 pada rapat kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi kemarin.

"Tadi kan kita bahas tentang ini kan baru rapat awal saja. Nanti dalam rapat kedua akan dilakukan pembahasan. Tetapi secara umum bahwa program-program prioritas Presiden terpilih pak Prabowo, mas Gibran itu sudah akan diakomodir, supaya di saat 2025 itu langsung running, langsung jalan,” ungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia usai Rapat Kabinet Paripurna.

Program makan siang dan susu gratis merupakan usulan dari pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Penerima manfaat program makan siang gratis ini targetnya akan menyasar ibu hamil dan balita. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, setidaknya ada sekitar 22,3 juta orang yang potensial untuk bisa menikmati program tersebut.

Selanjutnya, program tersebut rencananya juga bakal menyasar untuk anak TK dengan potensi penerima manfaat sebanyak 7,7 juta orang, sedangkan anak SD dan sederajat sebanyak 28 juta orang, serta anak SMP sebesar 12,5 juta orang.

Dalam dokumen visi-misinya, paslon tersebut menjelaskan program makan siang gratis bertujuan untuk mengatasi masalah stunting dan bakal menyasar siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.

Bantuan gizi juga akan diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga.

Program tersebut menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memproyeksikan kebutuhan biaya untuk merealisasikan program makan siang gratis tembus Rp500 triliun.

Angka tersebut bahkan jauh lebih besar dari estimasi pembiayaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sekitar Rp466 triliun.

Aief merinci, kebutuhan biaya untuk merealisasikan program makan siang gratis tersebut terutama untuk pengadaan sarana dan prasarana penyimpanan bahan pangan, pengadaan bahan pangan, hingga pendistribusiannya.

Mengingat, hingga saat ini produktivitas pertanian di Indonesia masih cukup terbatas, sehingga masih perlu pengadaan bahan pangan lebih untuk merealisasikan program makan siang gratis.

"Saya baru bertemu dengan tim beliau (Prabowo Subianto), sebenarnya kalau mau di eksekusi (program makan siang gratis) itu seperti apa, itu angkanya kurang lebih Rp500 triliun," ujar Arief saat ditemui dalam acara Nagara Institute dikutip, Jumat (23/2/2024).

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement