Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Strategi Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan

Opini , Jurnalis-Selasa, 27 Februari 2024 |11:42 WIB
Strategi Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan
Strategi Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan (Foto: Opini)
A
A
A

JAKARTA - Produk dan jasa peternakan memegang peranan penting bagi kemaslahatan manusia. Peternakan menyediakan 33% protein global dan 17% kalori global yang dikonsumsi manusia. Produksi peternakan menghasilkan hampir 40% produk domestik bruto pertanian global.

Sektor peternakan ini menciptakan peluang kerja yang besar bagi masyarakat di pedesaan. Selain itu, peternakan merupakan penyedia utama pangan untuk keamanan nutrisi, sekaligus sebagai sumber mata pencaharian dan pendapatan penduduk negara berkembang.

Laju pertumbuhan populasi dan peningkatan pendapatan penduduk di muka bumi menimbulkan permintaan produk peternakan berkembang pesat.

Pada saat yang sama, produksi peternakan menghadapi tekanan perubahan iklim, seperti peningkatan suhu, pola curah hujan lebih bervariasi, kondisi ekstrem lebih sering terjadi, dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di udara. Perubahan tersebut sangat berdampak pada kinerja peternakan di banyak wilayah. Prediksi secara luas mengindikasikan dampak negatif semakin besar.

Sementara itu, peternakan secara langsung merupakan sumber gas metana dan dinitrogen oksida. Secara tidak langsung menjadi sumber gas dan karbon melalui penggunaan lahan dan produksi pakan.

Pada tingkat global, kontribusi emisi peternakan diperkirakan mencapai 14,5% dari total emisi antropogenik. Emisi antropogenik merupakan emisi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, yaitu gas emisi yang berasal dari usaha peternakan, pertanian, alat transportasi, alat industri dan pembakaran hutan.

Pada saat ini terdapat interaksi antara perubahan iklim yang sedang berlangsung dan tuntutan peningkatan produksi peternakan. Ini menjadi tantangan bagaimana meningkatkan produksi sekaligus menurunkan dampak iklim. Termasuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Untuk mengatasi tantangan tersebut diperlukan pemahaman mengenai dampak perubahan iklim terhadap produksi peternakan, serta dampak dari tindakan mitigasi.

Terdapat langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi emisi GRK peternakan. Intensitas emisi peternakan sangat bervariasi antara sistem produksi di suatu wilayah. Potensi mitigasinya terletak pada kesenjangan antara teknik pengelolaan yang menghasilkan intensitas emisi terendah dan tertinggi.

Para peneliti memperkirakan bahwa emisi dari sektor peternakan dapat dikurangi sebesar 30%. Syaratnya jika produsen harus menggunakan sistem, di wilayah, dengan iklim tertentu mengadopsi praktik yang diterapkan oleh 10% produsen teratas dengan intensitas emisi terendah. Terdapat empat tindakan mitigasi untuk mengurangi emisi GRK peternakan yang akan dibahas sebagai berikut.

Pengelolaan sumber daya lahan

Mitigasi peternakan yang substansial terletak pada pengelolaan peternakan dan penggunaan lahan. Thornton dkk. (2010) memperkirakan bahwa potensi mitigasi maksimum dari pengelolaan ternak dan padang rumput sekitar 7% dari potensi mitigasi peternakan global hingga tahun 2030. Strategi yang dapat dilakukan adalah penerapan padang rumput yang lebih baik, intensifikasi pola makan ternak, perubahan bibit ternak, pengurangan tingkat penebaran, dan menurunkan intensitas penggembalaan.

Havlik dkk. (2014) menunjukkan bahwa pengurangan emisi yang signifikan dapat dicapai melalui perubahan ke sistem peternakan yang lebih efisien dan tidak memerlukan banyak lahan.

Kebijakan mitigasi yang menargetkan emisi terkait perubahan penggunaan lahan adalah 5–10 kali lebih efisien dibandingkan kebijakan yang hanya menargetkan emisi dari peternakan.

Kategori mitigasi tentang penggunaan lahan lainnya terkait penyerapan karbon, terutama berhubungan dengan produksi pangan asal tanaman. Tindakan penyerapan karbon mencakup penggunaan pengolahan tanah konservasi, pemilihan tanaman dengan hasil lebih produktif, pengurangan deforestasi, konversi lahan pertanian menjadi padang rumput, dan perbaikan spesies rumput.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement