JAKARTA - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa disebut naik kelas berdasarkan beberapa hal. Salah satunya adalah tingkat pinjaman yang dia raih semakin besar.
Hal ini membuktikan jika bisnis yang digeluti pelaku UMKM berjalan dengan baik. Sehingga, dia membutuhkan dana untuk kian mengembangkan usahanya tersebut.
Hal ini yang dialami Osid Rosyid (57), perajin tahu yang merupakan bagian dari klaster tahu Cipayung, Jakarta Timur. Dia tampaknya sudah menjadi salah satu nasabah pinjaman yang dipercaya oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Dia sudah berkali-kali mengajukan pinjaman dan selalu cair.
BACA JUGA:
Jumlah pinjaman yang dia raih juga semakin bertambah. Kini, dirinya kembali mendapatkan dana pinjaman dengan nilai ratusan juta rupiah. Perajin tahu tersebut mengambil salah satu pinjaman mikro di BRI, Kupedes.
"Sekarang dapat (pinjaman) Rp280 juta. Baru cair pada September atau Oktober kemarin," ungkap pria asal Ciamis, Jawa Barat tersebut.
Tenor pinjaman yang dia ambil adalah selama lima tahun. Dana tersebut dia pergunakan untuk tambahan modal untuk usaha produksi tahunya. Selain itu, dana itu juga dia manfaatkan untuk membuka usaha lain, yakni budidaya ikan gurame.
"Di kampung buka usaha juga. Perikanan, ikan gurame," ucap dia di Jakarta.
BACA JUGA:
Sejarah pinjaman Ocid di BRI juga cukup panjang. Pada tahun 1995, dia baru mengakses pinjaman di bang pelat merah tersebut.
"Awalnya saya bertemu mantri BRI. Ketemu ketika lagi bareng-bareng servis motor di Ciamis. Ngobrol-ngobrol di sana. Pada akhirnya saya pergi ke kantor unit BRI," jelas dia.
Saat itu, bahkan dia langsung ditawari pinjaman sebesar Rp30 juta. "Itu sudah disetujui. Tapi saya enggak mau gede-gede. Tapi selang dua hari, saya dihubungi, dapat yang Rp4 juta," kata dia.
Selanjutnya, setelah pinjaman tersebut lunas, dia kembali mendapatkan pinjaman lagi sebesar Rp7 juta.
"Setelah pinjaman yang Rp4 juta lunas. Saya dapat lagi yang Rp7 juta. Lalu setelah itu dapat lagi Rp17 juta," jelas dia.
Kemudian, dia melanjutkan, setelah pinjamn itu lunas dia kembali mengakses pinjaman dengan Rp60 juta. Lalu, Rp100 juta dan kemudian sebesar Rp150 juta.
"Terakhir itu yang Rp280 juta," ucap dia.
Sayangnya Ocid tidak menyebutkan berapa tepatnya bunga yang harus dia bayarkan dalam pinjaman tersebut. "Yang pasti setorannya, ya segitu lah per bulan," jelas dia.
Kepala Unit BRI Cipayung, Husnul Fuad mengamini apa yang disampaikan oleh Ocid. Dia mengungkapkan, jika Ocid merupakan salah satu nasabah pinjaman yang loyal BRI.
"Ocid di Unit BRI Cipayung sudah lima kali pinjem. Tenornya 3-5 tahun kalau tidak salah," ungkap Fuad.
Dia bercerita, pada setiap UMKM yang menjadi nasabahnya, BRI selalu memberikan pendampingan untuk mendorong UMKM bisa naik kelas. Paling tidak, setiap beberapa waktu pihaknya akan melakukan kunjungan ke nasabah.
"Untuk melakukan sosialisasi ke nasabah. Pendampingan untuk nasabah, kita share soal produksi, packaging sampai cara pemasaran. Bagaimana cara produksinya, legalitas usahanya hingga cara memanfaatkan sosial media untuk pemasaran," kata dia.
(Widi Agustian)