Mengintip Sumber Kekayaan Nirina Zubir yang Heboh Adu Mulut dengan Pengacara Mafia Tanah
JAKARTA- Mengintip sumber kekayaan Nirina Zubir yang heboh adu mulut dengan pengacara mafia tanah. Hal ini berawal ketika sidang gugatan perdata yang dilayangkan Riri Khasmita di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) diwarnai sejumlah drama.
Nirina Zubir tak menampik jika ia berkeinginan untuk menemui Riri di tahanan. Apalagi, Riri ditahan usai mengalihkan nama aset tanah milik Cut Indria.
"Sebenernya ada kepikiran karena kemarin udah ngomong juga sama Ernest, Na (Nirina Zubir) lagi pikir di hari yang suci ini, sebelum Na dapet surat turut tergugat itu, sempat gitu," kata Nirina Zubir
Untuk itu mengintip sumber kekayaan Nirina Zubir yang heboh adu mulut dengan pengacara mafia tanah:
1. Pemain film
Nirina masih menerima tawaran untuk berlakon. Terakhir, Nirina bermain dalam film bertajuk ‘Jatuh Cinta Seperti di Film-film’.
Sebelumnya, ia juga ikut bermain dalam serial ‘Saiyo Sakato’ bersama Cut Mini. Serial tersebut tayang secara eksklusif di GoPlay. Namun kini serial web series tersebut juga tayang di Netflix.
2. Endorsement
Dia melakukan endorsement melalui akun Instagram-nya. Meski bukan penghasilan utama, beberapa kali Na, panggilan akrab Nirina mengunggah foto kerjasama dengan sejumlah brand Indonesia.
3. Pengusaha bisnis
Dia pernah bekerja sama dengan Lucy Wiryono, pemilik Holycow, untuk membuka gerai steak di Bandung. Usaha kuliner tersebut sudah berdiri sejak tahun 2018.
Lalu juga bekerjasama dengan Lucy Wiryono di usaha lainnya. Selain steak Holycow, mantan VJ MTV ini juga pernah menjajal bisnis minuman Thai Tea dan kopi susu kekinian yang diberi nama HQQ.
Selain itu, Nirina juga sukses melakoni bisnis tanaman hias. Bisnis ini diawali dari hobinya merawat tanaman hias, ia bahkan sempat menjadi kolektor. Sebelum akhirnya mencoba peruntungannya sendiri di bisnis hobiis ini.
Nirina memasarkan tanaman-tanaman hias yang ia rawat lewat akun Instagram @Kebunna, dari bisnisnya ini dia mampu menjual tanaman hias dengan harga jual mencapai dua digit, yang artinya tanamannya bisa dijual belasan hingga puluhan juta rupiah.
(Rina Anggraeni)
