JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT Pertamina (Persero) melakukan simulasi untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia imbas serangan Iran ke Israel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengakui hasil simulasi memang tidak bisa dipublikasikan lantaran akan dikaji lagi bersama dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Dikatakan Tutuka, pada intinya peran Selat Hormuz yang menjadi titik penghubung utama antara Iran dan Oman dan merupakan jalur vital perdagangan minyak dunia sangat penting sekali.
Hal itu lantaran selat Hormuz dapat dikelola atau dipegang oleh Iran, dan itu sangat menentukan bagaimana Pertamina menyikapi hal itu termasuk pemenuhan pasokan-pasokan.
"Tadi saya bilang, itu kalau pasokan sudah ada kontrak cukup aman tapi untuk lebih aman kan harus mana lagi yang bisa kita support lagi," urai Tutuka ketika ditemui usai Halal Bihalal di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Tutuka merincikan, secara kualitatif pasokan minyak yang didistribusikan melalui Selat Hormuz itu memang signifikan.
"Kalau saya bilang secara kualitatif itu signifikan jumlahnya, kan yang lewat sana itu lebih dari 20.000 ribu vessel, totalnya jadi puluhan juta," ungkap Tutuka.