Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jokowi Komplain Pesawat Kepresidenan Tak Bisa Mendarat di Bandara Panua Powuhato

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Senin, 22 April 2024 |10:09 WIB
Jokowi Komplain Pesawat Kepresidenan Tak Bisa Mendarat di Bandara Panua Powuhato
Jokowi Komplain Pesawat Kepresidenan Tak Bisa Mendarat di Bandara Baru Panua Pohuwato (Foto: BPMI Setpres)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) komplain pesawat Kepresidenan tidak bisa mendarat di Bandara Panua Pohuwato, di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo yang baru saja diresmikan hari ini.

Jokowi menyatakan keinginannya agar landasan pacu tersebut diperpanjang agar pesawat jenis ATR full bisa mendarat, yang akan lebih memperkuat fungsi bandara dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal.

“Ini tadi saya naik ATR, karena pesawat kepresidenan enggak bisa mendarat, pesawat perintis. Oleh sebab itu, tadi saya perintah di terminal tadi, runway-nya harus ditambah panjang lagi, sehingga ATR full bisa masuk ke Pohuwato,” ujar Jokowi saat meresmikan Bandara Panua Pohuwato, di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Senin (22/4/2024).

Jokowi berharap keberadaan infrastruktur ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitar.

“Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Presiden.

Bandara Panua Pohuwato yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp437 miliar memiliki luasan terminal 990 meter persegi. Dengan landasan pacu sepanjang 1.200 meter x 30 meter, taxiway 150 meter x 170 meter, serta apron 110 meter x 70 meter bandara ini dapat didarati pesawat jenis ATR 72-600.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya keberadaan infrastruktur untuk meningkatkan tingkat kompetitif Indonesia di panggung global. Presiden mengatakan, sebagai negara besar dengan 514 kabupaten/kota, 38 provinsi, dan 17 ribu pulau, Indonesia memerlukan infrastruktur yang memadai untuk mendukung konektivitas dan kompetisi ekonomi.

“Semuanya memerlukan infrastruktur, baik itu untuk pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan infrastruktur untuk konektivitas, baik itu yang namanya pelabuhan, baik yang namanya jalan, baik itu yang namanya bandara. Kalau tidak kita miliki, negara kita akan kalah bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan negara yang lain. Produk-produk kita tidak bisa bersaing dengan negara lain, kalah bersaing dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Keberadaan infrastruktur pendukung konektivitas yang memadai diyakini Presiden akan mempercepat mobilitas logistik di seluruh penjuru tanah air.

“Mobilitas, kecepatan orang, kecepatan logistik, barang itu bisa lebih baik lagi, karena ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Oleh sebab itu, kita perlu cepat,” tandasnya dilansir laman Setkab.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara peresmian tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Pj. Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Bupati Pohuwato Saipul A. Mbuinga, dan Ketua DPRD Pohuwato Nasir Giasi.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement