Secara reginal di DKI Jakarta, dalam konperensi pers Forum Assets Liabilities Committee (ALCO) Regional DKI Jakarta pada tanggal 26 September 2024, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Mei Ling menyampaikan perkembangan beberapa indikator ekonomi di provinsi DKI Jakarta.
Kinerja APBN di DKI Jakarta sampai dengan 31 Agustus 2024 masih resilient, ditopang oleh pertumbuhan belanja negara yang masih tumbuh positif. Pendapatan Negara Rp1.137,78 triliun atau sebesar 75,96% dari target, dengan pertumbuhan negatif sebesar 4,77% (yoy).
Belanja Negara sebesar Rp1.086,44 triliun, atau sebesar 62,91% dari pagu, pertumbuhan sebesar 16,39% (yoy). Surplus APBN sebesar Rp51,34 triliun atau terkonstraksi sebesar 80,36% (yoy).
Dari sisi penerimaan pajak DKI Jakarta, Kepala Bidang Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jakarta Barat Herry Setyawan menyampaikan secara rinci kinerja pendapatan pajak di DKI Jakarta yang masih melanjutkan tren konstraksinya dengan total capaian sebesar Rp848,35 triliun dengan total capaian 64,75% dari target pajak 2024.
Adapun capaian per jenis pajak yaitu dari PPh Non Migas sebesar Rp465,93 triliun, PPN sebesar Rp331,99 triliun, PPh Migas sebesar Rp44,25 triliun, dan PBB dan pajak lainnya sebesar Rp6,19 triliun. Penerimaan perpajakan secara neto sampai dengan periode Agustus 2024 masih mengalami kontraksi sebesar 7,03% (yoy), utamanya disumbang oleh penurunan pada PPh Non-Migas sebesar 9,83%(yoy).
(Taufik Fajar)