JAKARTA - Israel menggunakan pendapatan pajak yang dikumpulkan Otoritas Palestina untuk melunasi utang hingga 2 miliar shekel atau setara USD544 juta (Rp8,8 triliun) kepada Perusahaan Listrik Israel (IEC).
Israel mengambil pajak atas barang-barang yang melintasi wilayah Israel menuju Tepi Barat yang diduduki Otoritas Palestina. Kemudian mentransfer pendapatan pajak tersebut ke Ramallah sesuai dengan kesepakatan lama antara kedua pihak.
Sejak serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, awal perang di Gaza. Smotrich menahan sejumlah uang sebesar 800 juta shekel yang seharusnya dialokasikan untuk biaya administrasi di Gaza.
Dana tersebut dibekukan disimpan di Norwegia. Menurut Smotrich uang tersebut akan digunakan untuk melunasi utang sebesar 1,9 miliar shekel kepada IEC.
"Prosedur ini diterapkan setelah sejumlah tindakan anti-Israel, termasuk pengakuan sepihak Norwegia terhadap negara Palestina," kata
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (14/1/2024).
"Utang Otoritas Palestina kepada IEC menyebabkan pinjaman dan suku bunga yang tinggi, serta merusak kredit IEC, yang pada akhirnya dibebankan kepada warga negara Israel," ujar Smotrich.
Kementerian Keuangan Palestina menyatakan telah menyetujui pencairan sebagian dana dari rekening yang disimpan sejak Januari lalu sebesar 1,5 miliar shekel, menyebut uang tersebut sebagai "tindakan hukuman terkait dukungan keuangan pemerintah untuk Gaza."
Kementerian tersebut menyebutkan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan, 767 juta shekel dari dana yang disimpan di Norwegia akan digunakan untuk membayar perusahaan bahan bakar Israel untuk pembelian bahan bakar mingguan dalam beberapa bulan mendatang. Jumlah yang sama juga akan digunakan untuk melunasi utang terkait listrik yang dimiliki perusahaan distribusi Palestina kepada IEC.