Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

UMKM Indonesia Makin Bisa Berkancah di Pasar Global

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Minggu, 02 Februari 2025 |16:32 WIB
UMKM Indonesia Makin Bisa Berkancah di Pasar Global
UMKM ke Pasar Global (Foto: Okezone)
A
A
A

Tahun ini, sebanyak 1.000 UMKM berhasil lolos seleksi atau meningkat dibandingkan gelaran sebelumnya yang hanya melibatkan 700 UMKM Bazaar. Setelah melalui proses seleksi selama satu bulan (4 November-7 Desember 2024), pada akhirnya sebanyak 1.000 UMKM unggulan berhasil terpilih dan akan dipamerkan dalam lima kategori utama, yaitu Home Decor and Craft
(153 UMKM), Food and Beverage (358 UMKM), Accessories and Beauty (181 UMKM), Fashion and Wastra (273 UMKM), dan Healthcare and Wellness (35 UMKM).
Perkembangan dan peningkatan jumlah peserta UMKM tersebut sangat signifikan jika menilik data sejak 2019.

Di mana pada penyelenggaraan pertama, hanya terdapat 155 UMKM yang mengikuti showcase dan bazaar.

Jumlah ini kemudian meningkat pada 2020 dengan 423 UMKM showcase dan 150 UMKM bazaar. 

Capaian positif berlanjut pada 2021, di mana 500 UMKM berpartisipasi dalam pameran bazaar online.

Sementara itu, pada 2022, tercatat 502 UMKM mengikuti showcase bazaar online dan 251 UMKM turut serta dalam bazaar offline.

Kemudian, pada 2023 jumlah peserta kembali bertambah dengan 500 UMKM showcase dan 700 UMKM bazaar.

3. Potensi Bisnis UMKM

Dengan melihat pertambahan dari sisi peserta UMKM, BRI menargetkan sales volume tahun ini mencapai Rp38 miliar dengan jumlah pengunjung tembus 50.000 dari semula hanya mencapai
26.315 pengunjung di gelaran 2023.

Optimisme BRI terhadap potensi bisnis UMKM Indonesia pun mendorong harapan bahwa gelaran ini dapat membuahkan kesepakatan bisnis (business matching) senilai US$ 89,4 juta sepanjang 2025. 

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyelenggaraan sebelumnya di tahun 2023 yang tercatat sebesar USD81,3 juta.

Pada tahun ini, jumlah buyers dan negara yang berpartisipasi dalam business matching pun ditargetkan meningkat menjadi 94 buyers dari 33 negara atau lebih tinggi dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya yang mencatatkan 86 buyers dari 30 negara.

Sebagai gambaran, pada penyelenggaraan pertama di 2019, nilai kesepakatan business matching tercatat sebesar USD33,5 juta dengan 16 buyers dari 7 negara.

Nilai ini melonjak pada 2020 menjadi USD57,5 juta, yang melibatkan 26 buyers dari 11 negara.

Pada 2021, kesepakatan kembali meningkat menjadi USD72,1 juta, dengan melibatkan 32 buyers dari 14 negara dalam 207 sesi bisnis. 

Momentum positif tersebut terus berlanjut pada 2022, di mana business matching berhasil mencatatkan nilai USD76,7 juta, melibatkan 43 buyers dari 20 negara, hingga mencapai USD81,3 juta pada 2023 dengan 86 buyers dari 30 negara.

Selain itu, sebagai langkah konkret dalam mendukung perkembangan UMKM, adanya kolaborasi antara BRI dan Kementerian Perdagangan. 

Di mana mulai 2025, akan diadakan business matching terjadwal sebanyak dua kali dalam sebulan secara rutin.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah UMKM binaan BRI yang mendapatkan perluasan pasar ekspor. 

4. Sri Mulyani soal UMKM Indonesia 

Pada kesempatan yang sama, BRI juga menggelar BRI Microfinance Outlook 2025 yang menjadi wadah diskusi penting terkait kondisi terkini serta strategi pembangunan ekonomi untuk Indonesia.

Berbeda dengan Outlook lainnya, BRI Microfinance Outlook kali ini mengangkat
tema "Empowering the People's Economy: A Pillar for Achieving Inclusive & Sustainable Growth" yang fokus membahas strategi pemberdayaan masyarakat sebagai motor penggerak ekonomi berbasis rakyat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa UMKM memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia.  Termasuk BRI sebagai institusi BUMN yang berperan aktif dalam pemberdayaan sektor ini.

Dia menyoroti pentingnya sinergi antara BUMN dan keuangan negara melalui Kementerian Keuangan di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk terus memperkuat ekonomi nasional melalui berbagai program, termasuk kegiatan expo UMKM.

"Di tengah ketidakpastian global ekonomi kita selalu masih terjaga pertumbuhannya, stabil di level 5%. Selama ini kita terus menjaga baik dari sisi permintaan maupun dari sisi produksi ataupun supply side. Penguatan kesejahteraan yang dilakukan oleh BRI dengan fokus pada UMKM bahkan di pedesaan sangat kami hargai karena ini akan bersatu bersinergi dengan upaya pemerintah," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan melalui kehadiran para pembicara terkemuka, pihaknya berharap memperoleh gagasan strategis terkait tantangan ekonomi global dan domestik, serta policy responses yang dapat diambil untuk mengatasinya.

"Bagi BRI, hal ini menjadi aspek krusial dalam merumuskan strategic responses dan action plan yang tepat guna mendukung Asta Cita, dengan menempatkan UMKM sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ucapnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement