Solikin optimistis bahwa tekanan terhadap Rupiah bersifat sementara dan akan mereda seiring dengan perbaikan sentimen pasar. Dia juga menekankan bahwa Indonesia masih termasuk dalam kelompok negara dengan kinerja ekonomi yang kuat.
“Kita harus melihat kondisi ini secara utuh. Fundamental ekonomi kita tetap solid, dan Indonesia termasuk di antara negara dengan performa ekonomi terbaik dibandingkan negara-negara sejenis,” tutupnya.
Perlu diketahui, Rupiah hari ini ditutup menguat 24 poin atau 0,14 persen ke level Rp16.587 per dolar AS.
Adapun rupiah sempat jatuh ke level yang hampir seperti kondisi krisis 1998.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada Selasa (25/3) sempat ke level Rp16.640 per dolar AS di pukul 09.46 WIB, melewati titik tertingginya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh posisi Rp16.620 per dolar AS.
Angka tersebut masih terapresiasi meskipun belum melewati posisi 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.800 per dolar AS di intraday 17 Juni.
(Feby Novalius)