Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Jalankan Strategi Front Loading, Habiskan Rp250 Triliun Hadapi Ketidakpastian Global

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 30 April 2025 |14:16 WIB
Sri Mulyani Jalankan Strategi <i>Front Loading</i>, Habiskan Rp250 Triliun Hadapi Ketidakpastian Global
Sri Mulyani Jalankan Strategi {Front Loading}, Habiskan Rp250 Triliun Hadapi Ketidakpastian Global. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah merealisasikan pembiayaan anggaran hingga Rp250 triliun sampai dengan 31 Maret 2025. Strategi front loading dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian global yang dinilai semakin tinggi tahun ini.

“Ada yang membuat berita Rp250 triliun terhadap pembiayaan anggaran yang di dalam APBN ditulis Rp616,2 triliun. Artinya Pak Minto sudah merealisir Rp40,6 triliun,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi April 2025, Rabu (30/4/2025).

Adapun yang disebutkan Menkeu merujuk pada Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto. 

Menkeu menyebut, pembiayaan awal (front loading) merupakan strategi rutin yang dijalankan pemerintah untuk mengantisipasi gejolak pasar. 

Namun, tahun ini ketidakpastian meningkat tajam akibat dinamika global, termasuk kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.

“Tahun ini ketidakpastiannya even higher. Coba kita lihat ketidakpastian dari mulai kebijakan Presiden Trump yang menimbulkan jiteri di market, menimbulkan ekspektasi inflasi di AS meningkat, menyebabkan Fed Fund rate menjadi dalam posisi sulit untuk menurunkan suku bunga,” jelasnya.

Sri Mulyani menambahkan bahwa hubungan antara Presiden Trump dan Ketua The Fed yang kurang harmonis turut menciptakan tambahan risiko di pasar global. Karena itu, front loading dinilai langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas fiskal di tengah tekanan.

 

Sri Mulyani juga menjelaskan posisi defisit anggaran per 31 Maret 2025 sebesar Rp104,2 triliun atau setara 16,9 persen dari total defisit yang ditargetkan tahun ini, yakni Rp616,2 triliun. Angka ini setara 0,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), masih jauh di bawah batas aman APBN.

“Saya ulang sekali lagi, sebagai pembantuan media kalau bikin beritanya, saya berdoa dan saya berharap bukan-bukan lengkap. Yaitu defisit 0,43 persen Rp104,2 triliun bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran. Karena masih di dalam desain APBN,” tegasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pendapatan negara telah mencapai 17,2 persen dari target dan belanja negara 17,1 persen dari target. Dengan kata lain, realisasi pendapatan, belanja, dan defisit seluruhnya berada pada jalur yang seimbang dan sesuai postur APBN.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement