Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI-Jepang Bahas Kerja Sama Strategis hingga Kebijakan Tarif AS

Taufik Fajar , Jurnalis-Rabu, 04 Juni 2025 |15:51 WIB
RI-Jepang Bahas Kerja Sama Strategis hingga Kebijakan Tarif AS
Menko Airlangga soal Kerja Sama RI-Jepang (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan kerja sama Indonesia dengan Jepang di sektor investasi menunjukkan kedua negara sangat berkomitmen untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan memperkuat perekonomian nasional Indonesia.
 
Tercatat neraca perdagangan Indonesia dengan Jepang surplus sebesar USD5,74 miliar. Jepang merupakan investor asing terbesar keenam di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD3,46 miliar, tersebar di lebih dari 12.800 proyek di sektor strategis seperti transportasi, mesin, elektronik, dan industri kimia. 

1. Kerja Sama RI-Jepang

Terkait kebijakan perdagangan global, Indonesia menyampaikan ketertarikan atas pendekatan Jepang dalam menghadapi kebijakan tarif dari Amerika Serikat.

Pendekatan Jepang yang berbasis pada comprehensive package dianggap sejalan dengan strategi Indonesia dalam menjajaki pembicaraan perdagangan bilateral dengan AS, termasuk isu tarif dan hambatan non-tarif. 

Menko Airlangga

Indonesia juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam menjaga ketahanan rantai pasok (supply chain resilience) di kawasan Asia-Pasifik.
 
"Penting bagi Indonesia dan Jepang untuk terus mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan tarif dan menjaga stabilitas ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," ujar Menko Airlangga pada pertemuan bilateral dengan State Minister for Foreign Affairs Jepang Fujii Hisayuki dikutip, Rabu (4/6/2025).

 

Kerja sama di bawah Asia Zero Emission Community (AZEC) semakin menguat, dengan sejumlah proyek penting seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Muara Laboh yang sudah memasuki tahap konstruksi. 

2. Dukungan Jepang

Pemerintah Indonesia dan Jepang membentuk joint task force untuk mengatasi hambatan pelaksanaan proyek.

Dalam pertemuan ini adalah dukungan Jepang terhadap proses Indonesia dalam bergabung sebagai anggota penuh OECD.

Indonesia telah menyampaikan Initial Memorandum dalam waktu kurang dari satu tahun setelah menerima Accession Roadmap, dan menargetkan penyelesaian proses aksesi dalam waktu tiga tahun.

"Proses aksesi Indonesia ke OECD bukan hanya tentang integrasi ekonomi, tetapi juga tentang memperkuat komitmen kami dalam menciptakan sistem pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel," tutupnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement