Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Investasi Rp100 Miliar, Indonesia Perkuat Hilirisasi Industri Baja

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 12 Juni 2025 |10:23 WIB
 Investasi Rp100 Miliar, Indonesia Perkuat Hilirisasi Industri Baja
Investasi Rp100 Miliar, Indonesia Perkuat Hilirisasi Industri Baja (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia memperkuat hilirisasi industri baja dengan investasi Rp100 miliar. Dengan hilirisasi ini juga dapat menekan impor produk pipa baja yang digunakan di proyek migas lepas pantai (offshore).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta mengatakan, investasi untuk memproduksi baja anti karat tersebut mencapai Rp100 miliar pada tahap awal. 

"Terkait dengan investasi Rp100 miliar, ini pure dari teman-teman di CT Advance Technology, karena yang melakukan pengembangan di sektor hulunya, hulunya ini adalah bahan-bahan barang setengah jadi," kata Setia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

1. Hilirisasi Industri Baja

Setia Diarta mengatakan hal ini baru pertama dan mungkin bisa menjadi role model bagaimana di sektor hilir produksi pipa, di sektor hulu juga mulai produksi pipa bahan jadi.

Setia Diarta mengatakan, dengan nilai investasi sebesar Rp100 miliar dan penciptaan 50 lapangan kerja baru, PT CT Advance Technology akan melakukan proses hilirisasi terhadap produk setengah jadi dari Tubacex Group di fasilitas produksinya di Cilegon, Banten. Hilirisasi ini dengan memproduksi baja anti korosi atau anti karat yang merupakan hasil kerjasama antara PT CT Advance Technology dan Tubacex Group.

"Saya berharap ini menjadi awal dari industri dalam negeri yang lebih kuat yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sektor migas nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global. Dengan membangun kapabilitas industri ini di dalam negeri, kita sedang menyiapkan fondasi bagi industri yang berorientasi ekspor," katanya. 

 

2. Tingkatkan Produksi dalam Negeri

Setia mengatakan, pemerintah memberikan dukungan penuh atas inisiatif ini, termasuk proses alih teknologi yang sangat penting antara kedua perusahaan. "Kami yakin Nota Kesepahaman ini akan memperkuat fondasi industri Indonesia dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, khususnya di bidang teknologi maju seperti material baja eksotik yang diperkenalkan oleh Tubacex Group," katanya.

Presiden Direktur CT Advance Technology Henry Leo mengatakan, dari kolaborasi tersebut, CT Advance dan Tubacex akan memproduksi sebanyak 10.000 ton baja anti karat per tahun. Rencananya produk baja anti karat tersebut akan digunakan untuk di offshore.

"Seperti yang dikatakan pihak Tubacex. Indonesia negara kepulauan dan ke depan banyak investasi akan di offshore. Di offshore itu kan tingkat korosinya (pipa) kan tinggi. Makanya pipa ini akan diperlukan," ujarnya.

Selain untuk masuk ke pasar dalam negeri, pihaknya menargetkan untuk bisa masuk ke pasar ekspor. "Terutama dalam waktu dekat untuk ekspor ke pasar Asean dulu, lalu ke Eropa juga sama, tapi kalau AS saya rasa masih wait n see dulu," kata Henry.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement