SURABAYA – Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Timur (Kanwil Jatim) berhasil melampaui target penyerapan gabah/beras petani, hal ini menunjukkan komitmen kuat Perum BULOG Jawa Timur dalam menjaga ketersediaan pangan di tingkat daerah maupun nasional.
Pemimpin Wilayah Perum BULOG Kanwil Jawa Timur Langgeng Wisnu mengatakan bahwa capaian kinerja penyerapan Gabah/Bertas Perum Bulog Jawa Timur sudah melampaui target, yaitu 580 ribu ton dari target 579 ribu ton setara beras atau sudah melampaui 100 persen dari target yang telah ditetapkan.
Hal ini disampaikannya pada rapat kerja bersama Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Jumat (13/6/2025).
Langgeng menegaskan, realisasi pengadaan ini menjadikan Kanwil Jatim sebagai penyumbang tertinggi penyerapan gabah/beras secara nasional, yaitu sebesar 23 persen dari total pengadaan gabah/beras Perum BULOG di seluruh Indonesia yang telah mencapai 2,5 juta ton.
Capaian pengadaan gabah/beras 2025 ini merupakan capaian Perum Bulog Jawa Timur yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Bahkan jika dibandingkan dengan 2024 lalu, penyerapan Bulog Kanwil Jawa Timur naik 600 persen, dan masih berpotensi untuk terus bertambah sampai dengan akhir tahun nanti.
Capaian penyerapan tersebut merupakan wujud nyata dari program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu, prestasi ini tidak lepas dari dukungan dan kerja keras semua pihak, mulai dari TNI/Polri, Pemerintah Daerah, Babinsa, PPL, petani, penggilingan padi, serta tentunya Tim Jemput Gabah Beras Perum BULOG yang telah bekerja tanpa henti selama masa panen raya.
Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur Anik Maslachah turut memberikan apresiasi tinggi kepada Perum BULOG Kanwil Jawa Timur.
"Kinerja penyerapan gabah/beras ini sangat baik, sehingga mampu menjaga stabilitas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah yang telah ditetapkan sebesar Rp6.500,00 per kilogram dan kita mampu menyumbangkan 23 persen dari total pengadaan secara nasional," ujarnya.
(Agustina Wulandari )