JAKARTA - Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menciptakan total value creation sebesar Rp14,08 triliun bagi PT PLN (Persero) secara konsolidasi sepanjang 2024.
Kontribusi tersebut berasal dari 2 pilar utama, yakni efisiensi biaya penyediaan energi primer sebesar Rp7,95 triliun serta pertumbuhan bisnis non kelistrikan (beyond kWh) sebesar Rp6,13 triliun.
Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, capaian ini mencerminkan efektivitas model Subholding yang diterapkan PLN dalam memperkuat kinerja keuangan grup secara menyeluruh.
"Efisiensi dan ekspansi secara bersamaan. Lewat optimalisasi pengadaan, sinergi logistik, dan ekspansi usaha batu bara serta biomassa, kami tidak hanya menekan biaya tetapi juga memperluas sumber pendapatan," kata Rakhmad di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
PLN EPI konsisten menjaga ketahanan pasokan energi primer bagi pembangkit-pembangkit PLN di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2024, rata-rata Hari Operasi Pembangkit (HOP) berbasis batu bara meningkat menjadi 26 hari, naik dari 25 hari pada tahun sebelumnya. Keberlanjutan pasokan batu bara ini turut didukung oleh Pemerintah melalui Kementerian ESDM, antara lain melalui penugasan pasokan batu bara, kontrak jangka panjang, serta pengawasan stok batubara secara rutin. Dengan kondisi stok batu bara yang terjaga pada level aman, PLN EPI mampu memastikan keandalan sistem kelistrikan nasional.
Sementara itu pada 2024, stok Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap terjaga stabil di atas 7 hari dan pasokan gas berhasil terpenuhi secara penuh sesuai nominasi dari sistem kelistrikan PLN.
Peningkatan volume pasokan biomassa yang digunakan untuk program cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai bagian dari transisi energi bersih.
Sepanjang 2024, PLN EPI mencatatkan volume pasokan biomassa sebesar 1,65 juta ton, naik dibandingkan tahun 2023 sebesar 1,01 juta ton.
“Capaian ini menjadi bukti bahwa efisiensi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan. Kami terus menjaga seluruh pasokan energi primer dalam kondisi aman dan andal, sembari memperluas pemanfaatan biomassa sebagai solusi transisi menuju sistem energi yang lebih rendah emisi,” ujar Rakhmad.
PLN EPI optimis kontribusi tersebut akan menjadi fondasi kuat dalam mendukung transformasi energi nasional yang sedang dijalankan Pemerintah. Dengan menyeimbangkan efisiensi biaya, pertumbuhan bisnis, dan keandalan suplai, PLN EPI menargetkan peran yang semakin strategis dalam ekosistem energi nasional ke depan.
“Kami tidak hanya berbicara soal kinerja finansial, tetapi juga komitmen dalam mendukung ketahanan energi nasional. Ini adalah bagian dari peran kami sebagai tulang punggung transisi energi yang berkelanjutan," ujarnya.
(Taufik Fajar)