JAKARTA - District Blok M Jakarta belakangan ini ramai diperbincangkan usai viral di media sosial karena pemilik kios kesal biaya sewa naik hingga Rp15 juta. Ini menarik perhatian berbagai pihak karena biaya yang dibebankan untuk menyewa kios dianggap terlalu besar.
Berdasarkan pantauan Okezone di lapangan, Rabu (3/9/2025), sebagian besar kios makanan telah tutup. Hanya sekitar 10 kios yang buka, seperti penjual cemilan, es teler, dan dua kios makanan berat yang masih buka hingga siang hari. Sementara kios penjualan aksesori elektronik atau jam tangan masih tampak buka, meski jumlahnya sedikit.
Terlihat sejumlah pengunjung hadir untuk membeli makanan ringan dan membuat konten di sana. Gerai Nasi Matah Blok M yang menyatakan keluar dari kawasan ini karena harga sewa terlalu besar juga menjadi incaran pengunjung untuk diabadikan.
"Saya tidak tahu, coba ditanyakan langsung ke pengelola MRT," ujar salah satu pedagang jam tangan di District Blok M.
Hal senada juga disampaikan penjaga kios makanan ringan, "Saya tidak tahu, cuma jaga aja di sini. Mungkin bisa tanya ke pengelola, Mas," katanya.
Sebagai informasi, UMKM mengaku bingung dan mengeluhkan lonjakan harga sewa yang naik drastis. Dikabarkan, harga kios yang awalnya di kisaran Rp3,5 juta per bulan, disebutkan menjadi Rp15 juta per bulan, yang menimbulkan amarah dari beberapa penyewa kios.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga telah buka suara terkait kehebohan kenaikan tarif sewa kios di kawasan Blok M.
Disampaikan bahwa saat ini pengelolaannya merupakan kerja sama antara PT MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan Blok M dengan pihak swasta.
"Memang ada kerja sama antara MRT dengan salah satu koperasi yang ada di sana. Dalam kerja sama itu sebenarnya batas atas untuk tarif sudah dikenakan, ada batas bawah dan ternyata tarif yang dipungut lebih dari itu. Sehingga dengan demikian saya sudah menegur Direktur Utama MRT, kalau memang tidak bisa dijalankan itu kerja samanya, maka saya minta untuk dibatalkan," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta.
(Taufik Fajar)