"KAI nanti ke ADHI akan membayar secara penuh, dan ini sedang dalam proses amandemen, dan masih menunggu kajian untuk mendapatkan angka-angka komersial yang nanti akan di bahas dengan kementerian keuangan," sambungnya.
Entus mengatakan pelunasan utang proyek LRT itu akan berdampak pada pelunasan beberapa kewajiban perseroan. Seperti utang perseroan kepada supplier, hingga utang ke perbankan.
Liabilitas ADHI pada triwulan II 2025 mencapai Rp24,7 triliun, atau menurun 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebagai dampak pelunasan kewajiban. Sedangkan ekuitas ADHI pada triwulan II 2025 sebesar Rp9,7 triliun. Rasio DER Interest Bearing Debt ADHI sebesar 0,89x dan rasio Total Liabilitas terhadap Ekuitas ADHI sebesar 2,55x.
"Kalau ini bisa turun lagi, ini bagian dari modal kerja yang akan kita gunakan ke depan, juga beberapa proyek lain yang punya piutang besar yang kita proses pencairannya," tambahnya.
Pada kesempatan itu, Entus juga menyinggung terkait rencana pembangunan LRT Tahap 2. Proyek tersebut tengah dikaji untuk mencari skema pembiayaan agar bisa dikerjakan tanpa banyak melibatkan kas negara.
"LRT Tahap Pertama 44 Km. Itu untuk yang sudah kita bangun dan sudah beroperasi saat ini. Tahap 2 bagaimana lebih banyak melibatkan misalnya dana-dana di luar pemerintah untuk kerja sama dengan PT KAI," pungkasnya.
(Taufik Fajar)