Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini yang Bikin BUMN Sakit-sakitan sampai Saling Kanibal 

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 17 November 2025 |12:01 WIB
Ini yang Bikin BUMN Sakit-sakitan sampai Saling Kanibal 
Banyak bisnis BUMN ini yang saling kanibal, contoh BUMN Karya. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Danantara Indonesia mengungkapkan perencanaan pembangunan infrastruktur selama ini masih kurang matang. Hal ini membuat estimasi biaya proyek membengkak hingga waktu pelaksanaan meleset dari target.

Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara, Febriany Eddy, mengatakan ini momok terutama untuk perusahaan negara atau BUMN Karya, yang kerap menanggung beban konstruksi yang tinggi. Pada akhirnya, kondisi keuangan menjadi kurang sehat seperti yang terjadi pada beberapa perusahaan pelat merah belakangan ini.

"Udah gitu project eksekusinya, kadang perencanaan kurang. Misal kondisi tanah seperti apa, (desain) bangunan seperti apa. Nah hal ini kadang suka miss (terlewat). Tidak dilakukan di depan, ide klien juga tidak dikasih, BUMN juga tidak," ujar Febriany dalam media briefing pekan lalu, dikutip Senin (17/11/2025).

Bahkan ada sebuah proyek yang dilelang Pemerintah, seperti Proyek Tol Gilimanuk - Mengwi, yang sudah dilakukan groundbreaking oleh Presiden ke-7 Joko Widodo, namun berhenti di tengah jalan karena badan usaha tidak mendapatkan financial close.

"Makanya planning itu penting sekali. Jadi kalau sudah mulai tidak ada lagi tantangan. Banyak juga yang mulai tanpa financial close. Bisa dibayangkan, tengah jalan dia harus berhenti karena tidak ada uang," lanjutnya.

Ia menilai, sebetulnya sektor usaha jasa konstruksi di Indonesia masih cukup bagus, meskipun pertumbuhannya masih single digit. Namun kondisi-kondisi seperti kurang matangnya perencanaan, hingga banyaknya penyedia jasa konstruksi, terlebih BUMN, membuat pasarnya menjadi semakin sempit.

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement