Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Fakta Jokowi dan Gibran Kompak Pamer QRIS di Forum Internasional

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Senin, 24 November 2025 |06:01 WIB
4 Fakta Jokowi dan Gibran Kompak Pamer QRIS di Forum Internasional
4 Fakta Jokowi dan Gibran Kompak Pamer QRIS di Forum Internasional (Foto: Gibran/Setwapres)
A
A
A


3. Gibran Pamer QRIS di KTT G20

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mempromosikan sistem pembayaran digital milik Indonesia, QRIS, sebagai solusi pembayaran yang sederhana di hadapan pemimpin dunia yang hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Dalam pidato perdananya, Gibran menyatakan bahwa Indonesia mendorong inklusi keuangan, termasuk kehadiran QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) yang mendorong partisipasi publik dalam perekonomian.

"Sistem pembayaran digital nasional kami, QRIS, menunjukkan bagaimana solusi digital yang sederhana dan berbiaya rendah dapat mendorong partisipasi dalam perekonomian dan meminimalkan ketimpangan," kata Wapres saat KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu 22 November 2025.

Wapres juga menyoroti teknologi yang sedang berkembang, seperti aset kripto, token digital, termasuk Bitcoin, yang dapat menciptakan peluang sekaligus risiko.

"Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar G20 memulai dialog tentang economic intelligence," kata Gibran.

4. QRIS Diadopsi Negara Lain

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, sistem QRIS yang telah menjadi standar regional ini menjadi contoh konkret kontribusi Indonesia dalam mendorong pemerataan pembangunan.

Sstem pembayaran berbasis QRIS sebagai salah satu solusi digital yang murah dan sederhana untuk mendorong inklusi keuangan global.

"Salah satu contoh solusi digital sederhana yang dilakukan Indonesia dan berbiaya rendah, itu salah satunya QR, dan QR ini diadopsi oleh berbagai negara di ASEAN, bahkan negara lain di Jepang maupun di Korea,” ujar Airlangga dalam konferensi pers terkait Hasil KTT G20 Afrika Selatan 2025, Minggu (23/11/2025).

Airlangga menegaskan, penguatan ekonomi inklusif harus dibarengi dengan akses pembiayaan internasional yang adil, prediktif, dan mudah diakses, khususnya bagi negara-negara berkembang.

"Pertumbuhan perekonomian global harus kuat, adil, dan inklusif. Dengan pembiayaan internasional yang mudah diakses, dapat diprediksi setara khususnya bagi negara-negara berkembang,” jelasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement