Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sektor Perbankan Paling Berisiko di Industri Keuangan

Didik Purwanto , Jurnalis-Selasa, 16 November 2010 |11:25 WIB
Sektor Perbankan Paling Berisiko di Industri Keuangan
foto: Ade/okezone.com
A
A
A

JAKARTA - Sektor perbankan dianggap sebagai sektor yang paling berisiko di industri keuangan. Pasalnya, sektor perbankan selama ini selalu mendominasi sektor keuangan Tanah Air.

"Pasar tidak berubah dengan dominasi perbankan. Ini menunjukkan risiko sektor keuangan di perbankan," ungkap Ekonom Infobank Eko B Supriyanto saat Infobank Outlook 2011 "Babak Lanjut Pertumbuhan Ekonomi, Ekspansi Kredit Menemukan Momentum di Graha Niaga Jakarta, Selasa (16/11/2010).

Hingga Agustus lalu, sektor perbankan masih mendominasi sektor keuangan terutama dalam hal aset industri. Industri perbankan mengontribusikan pangsa pasar sekira 82,25 persen yaitu dari bank umum 81 persen (Rp2.700,18 triliun) dan bank BPR 1,25 persen (Rp41,71 triliun).

Kemudian industri perusahaan pembiayaan sebesar 6,46 persen (Rp215,33 triliun), asuransi 6,46 persen yaitu dari asuransi jiwa 4,78 persen (Rp159,19 triliun) dan asuransi umum 1,28 persen (Rp42,8 triliun).

Sedangkan dana pensiun 3,4 persen dari DPPK 2,95 persen (Rp98,44 triliun), DPLK 0,45 persen (Rp15 triliun), perusahaan sekuritas 1,27 persen (Rp42,38 triliun), dan pegadaian 0,55 persen (Rp18,38 triliun).

"Sehingga pasar keuangan dibayangi oleh pembalikan arus dana asing jangka pendek yang memicu penggelembungan aset dan berpotensi menekan nilai rupiah jauh dari fundamentalnya," tambahnya.

Selain itu, lanjut Eko, potensi pembalikan arus dana asing ini relatif lebih besar karena minimnya instrumen pasar keuangan. Instrumen yang dimiliki pasar keuangan dalam negeri tidak sebanding dengan derasnya arus modal asing jangka pendek tersebut.

Akibatnya, kata Eko, sistem keuangan dalam negeri sangat rentan terhadap perubahan mendadak dari investor global tersebut.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement