PADALARANG - Bank Indonesia (BI) mewacanakan akan memberlakukan rating kredit untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong intermediasi sehingga nanti bank tidak ragu lagi untuk membiayai sektor ini.
"Ini bagian dari upaya kita mendorong intermediasi, untuk menghilangkan asymmetric information. Sehingga kita sedang merintis upaya rating maupun credit scoring, supaya bank itu tidak ragu lagi nantinya membiayai kredit UMKM, apabila sudah bisa melihat risiko di sektor itu" ungkap Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Suhaedi di acara workshop wartawan ekonomi di Hotel Mason Pine, Bandung, Sabtu (19/2/2010).
Lebih lanjut dia menambahkan nanti dalam rating kredit UMKM ini akan ada database yang penting memberikan gambaran tentang resiko UMKM tersebut. "Nantinya ada semacam database, yang penting memberikan gambaran gimana sih profil risiko dari UMKM," tambahnya.
Dia juga menjelaskan dengan adanya rating ini bank memiliki pemahaman dan mitigasi resiko yang lebih bagus sehingga tingkat kredit macet (non performing loan/NPL) bisa terkendali.
"Iya, intermediasi akan lebih terdorong. Kedua, bank-bank akan lebih memiliki pemahaman dan mitigasi risiko lebih bagus. Dengan mitigasi yang lebih bagus diharapkan NPL bisa terkendali," imbuhnya.
Namun ketika ditanya kapan akan dilaksanakan dia mengatakan kalau ini masih dalam proses pembangunan sistem dan dirinya belum mengetahui kapan bisa terealisasi. "Masih dalam proses pembangunan sistemnya. Perlu kerja sama dengan instansi terkait lainnya," pungkasnya.
(Widi Agustian)