JAKARTA - Selain berdampak pada meningkatnya utang negara, penerbitan obligasi (bond) akan berdampak positif bagi pasar dan perekonomian sebuah negara.
"Jadi dengan kalau kita menerbitkan bond tapi untuk melakukan pembiayaan proyek-proyek yang produktif itu dampaknya akan positif. Bukan hanya terhadap pasar tapi terhadap perekonomian juga," ungkap Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto kala ditemui dalam acara Asia Bond Monitor oleh Asian Development Bank (ADB), Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Rahmat melanjutkan, bahwa penerbitan bond itu akan berguna untuk memfasilitasi akses untuk pembiayaan infrastruktur dimana untuk hal tersebut memang diperlukan instrumen yang jangka panjang.
"Jadi dengan adanya bond, dan karena jumlah bond meningkat, maka peneribitan bond dari sebuah negara atau korporasi kan juga meningkat dan utangnya meningkat. Tapi itu bisa memfasilitasi untuk akses pembiayaan infrastruktur, yang memerlukan instrumen yang jangka panjang," paparnya.
"Jadi karena bond itu tenornya 5-10 tahun,itu menjadikan adanya suatu pasar untuk sebuah pembiayaan jangka panjang, jadi dengan mengembangkan bond market kita menyediakan pasar bagi pembiayaan instrumen jangka panjang terutama untuk pembiayaan infrastruktur," pungkasnya.
Sementara mengenai defisit, Rahmat menegaskan pemerintah menjaga dalam skala 2,2 persen dari PDB.
(Widi Agustian)