Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI: Defisit Neraca Pembayaran Kuartal Satu USD1 M

Gina Nur Maftuhah , Jurnalis-Jum'at, 11 Mei 2012 |14:07 WIB
BI: Defisit Neraca Pembayaran Kuartal Satu USD1 M
Ilustrasi: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) selama kuartal satu 2012 hanya defisit USD1 miliar. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan defisit kuartal empat tahun lalu sebesar USD3,7 miliar.

"Perbaikan tersebut ditopang oleh transaksi modal dan keuangan yang kembali mengalami surplus sehingga mampu menutupi sebagian dari defisit transaksi berjalan yang membesar. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Maret 2012 menjadi USD110,5 miliar atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo dalam siaran pers, Jumat (11/5/2012).

Doddy melanjutkan, selama kuartal satu lalu, transaksi modal dan finansial surplus USD2,2 miliar setelah pada akhir tahun lalu defisit USD1 miliar. Selain itu, investasi portofolio asing juga mengalir yang sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga negara berdenominasi valuta asing yang juga diikuti pembelian saham dan surat berharga swasta.

"Selain itu, investasi langsung asing (PMA) dan penarikan utang luar negeri swasta masih meningkat yang didukung iklim investasi yang kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga," lanjut BI.

Di sisi lain, defisit transaksi berjalan pada tiga bulan pertama tahun ini meningkat menjadi USD2,9 miliar (-1,3 persen dibandingkan defisit USD1,6 miliar pada triwulan IV lalu.

Pelebaran defisit ini, menurut BI, dipicu meningkatnya permintaan domestik, terutama kebutuhan investasi, yang membuat impor tumbuh relatif tinggi di kala permintaan global terhadap komoditas ekspor Indonesia  yang melemah dan harga komoditas nonmigas yang turun.

"Di samping itu, produksi minyak mentah yang terus berkurang, di tengah masih tingginya konsumsi BBM dan meningkatnya harga minyak di pasar internasional mengakibatkan nilai impor minyak semakin membesar," tandas dia. (gna)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement