JAKARTA - Salah satu konglomerat di Indonesia, yakni pemilik perusahaan rokok Djarum khawatir perekonomian Tanah Air akan anjlok. Sebab, hal itu akan berpengaruh pada sektor bisnisnya.
"Ke depan berisiko, kalau ekonominya kacau ya jelek," kata Presiden Direktur Djarum Foundation Victor R Hartono, ketika ditemui pada acara Forum Alumni Global Warton, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (22/6/2012).
Dia mengatakan, meskipun saat ini industri rokok dalam negeri masih cukup stabil, industri rokok masih tinggi di Indonesia. Namun, hal tersebut bisa saja berubah dalam waktu enam bulan mendatang. "Sekarang stabil tinggi, ke depan risk," singkatnya.
Sebagaimana diketahui, ekonomi Indonesia juga tengah harap-harap cemas dengan kondisi ekonomi global. Di global sendiri, lembaga pemeringkat Moody Investor Service menurunkan peringkat utang 15 bank, dan perusahaan sekuritas. 15 bank dan sekuritas tersebut, merupakan perbankan yang beroperasi pada pasar modal global.
Moody's menurunkan rating utang jangka panjang empat perusahaan sebesar satu knot, 10 perusahaan sebesar dua knot, dan satu perusahaan diturunkan tiga knot. Selain itu, peringkat obligasi jangka pendek empat perusahaan diturunkan ke Prime-2.
Keempat perusahaan-perusahaan tersebut memiliki rating utang jangka pendek perusahaan induk di peringkat Prime-2, dan rating obligasi keempat perusahaan tersebut juga diturunkan menjadi Prime-2.
(Widi Agustian)