SURABAYA - Produsen semen PT Semen Gresik Tbk (SMGR) berkomitmen untuk peningkatan kepedulian lingkungan. Hal itu menyusul saham perusahaan berkode SMGR ini masuk ke dalam Sri-Kehati di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perlu diketahui, indeks Sri-Kehati merupakan jajaran 25 saham dari perusahaan-perusahaan yang dinilai mempunyai komitmen tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.
"Dari sekira 440 perusahaan yang tercatat di lantai bursa Tanah Air, hanya dipilih 25 perusahaan yang layak masuk indeks Sri-Kehati. Salah satunya adalah Semen Gresik," kata Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto, Senin (2/7/2012).
Kepedulian terhadap lingkungan secara nyata dengan tujuan perseroan untuk melakukan efisiensi demi peningkatan kinerja. Menurut Dwi, jika perusahaan punya perhatian khusus terhadap lingkungan, kinerja perusahaan justru akan membaik.
Indeks Sri-Kehati diinisiasi oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan BEI sejak 2009 untuk mendorong perusahaan agar mempunyai kepekaan khusus terhadap pelestarian dan pengelolaan lingkungan. Indeks Sri-Kehati diperbarui setiap enam bulan sekali.
Kata Dwi, industri semen selama ini dinilai sangat tidak bersahabat dengan lingkungan. Anggapan seperti itu, tentu tidak benar. Setiap investasi yang dilakukan oleh SMGR adalah responsible investment. Tentunya memperhatikan prinsip environment, social, dan governance (ESG) sesuai standard internasional.
Semen Gresik melakukan pengelolaan sampah kota secara modern yang diolah menjadi energi alternatif guna menopang aktivitas produksi perseroan. Konsep yang diusung adalah "waste to zero".
Dalam hal ini, perusahaan akan memanfaatkan sampah kota, terutama dari dua kota di mana perseroan banyak beraktivitas, yaitu Gresik dan Tuban, Jawa Timur. Volume sampah di Gresik tercatat sebanyak 650 meter kubik atau sekira 217 ton per hari. Adapun volume sampah di Tuban sebesar 250 meter kubik atau 83 ton per hari.
"Sampah kota bisa dimanfaatkan menjadi energi alternatif, pupuk kompos, dan recycle material. Perusahaan akan mengambil energi alternatifnya. Kami sudah membuat mesinnya dan kami harapkan 2013 sudah berjalan. Tapi kami dorong secepatnya. Kalau bisa, akhir tahun ini harus sudah jalan," paparnya.
Dwi juga menyebut sejumlah inovasi yang dilakukan oleh semen gresik dalam pemanfaatan limbah industri antara lain Cooper Slag, Fly Ash, Cement Retarder menjadi bahan baku substitusi menggantikan pasir besi, pasir silika, dan gipsum alam. Perusahaan juga mengubah wilayah bekas tambangnya untuk lahan produksi tanaman yang bisa menjadi bahan bakar alternatif bagi proses produksi.
"Dari lahan bekas tambang itu, perseroan bisa mendapat suplai bahan bakar alternatif untuk menunjang proses produksi," tukasnya.
(Widi Agustian)