Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penghapusan Outsourcing, Tuntutan Buruh yang Tak Pernah Terkabul

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Senin, 16 Juli 2012 |08:15 WIB
Penghapusan <i>Outsourcing</i>, Tuntutan Buruh yang Tak Pernah Terkabul
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Aksi buruh turun ke jalan beberapa hari lalu adalah sebagai bentuk reaksi kaum buruh menuntut pemenuhan kebutuhan hidup layak. Sejauh ini, ada tiga tuntutan buruh yang belum juga dipenuhi pemerintah.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengungkapkan, demo buruh yang biasanya digelar pada bulan Mei atau biasa yang disebut dengan May Day, namun kemarin justru digelar pada bulan Juli sebagai reaksi buruh terhadap pemenuhan kebutuhan hidup layak yang belum sepenuhnya terpenuhi.

"Ini adalah demo ketiga di tahun 2012 yang mengangkat tema KHL (kebutuhan hidup layak) yang belum sepenuhnya terpenuhi," ungkap Said di talkshow Sindo Radio, Indonesia Hot Topic bertajuk "Balada Buruh" di MNC Tower, Jakarta, Senin(16/7/2012).

Said juga menyebutkan yang melatar belakangi demo diantaranya adalah, tiga hal paling penting yang dituntut para buruh kepada pemerintah. Pertama terkait dengan jaminan sosial, kedua, pemberlakuan upah layak kepada setiap buruh, dan ketiga adalah penghapusan sistem kerja outsourcing.

"Tiga isu itu selalu dilibatkan di setiap demo buruh, tiga hal itu harus mendapat perhatian pemerintah terutama presiden," terang Said.

Said menuturkan, kalau dengan pengusaha sudah ada pembahasan di dewan pengusaha nasional dan three parted nasional. "Ini bukan semata isu buruh ini adalah isu kerakyatan jaminan sosial itukan untuk rakyat juga," tegas Said.

Said mencontohkan mengapa buruh menginginkan sistem kerja outsourcing dihapuskan, yakni karena melihat contoh para orang tua yang sudah susah payah mensekolahkan anaknya ketika lulus anaknya masuk kedunia kerja namun menggunakan sistem outsourcing ada potongan upah, tanpa jaminan kesehatan, mudah di PHK, tanpa jaminan pensiun, dan diperparah dengan upah murah.

"46 item kebutuhan hidup layak tidak lagi menjawab kebutuhan hidup layak buruh apalagi jika ditambah dengan sistem kerja outsourcing," pungkas Said.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement