Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IBPA: Yield Obligasi Terus Menurun

Yuni Astutik , Jurnalis-Senin, 23 Juli 2012 |10:59 WIB
IBPA: <i>Yield</i> Obligasi Terus Menurun
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat jika penurunan imbal hasil (yield) masih terus berlanjut hingga akhir pekan kemarin.

Kurva IBPA Indonesia Government Securities Yield Curve (IGSYC) masih terlihat turun di semua tenornya dengan penurunan yield berkisar antara 1,2-5,5 basis poin (bps).

Seperti dikutip dari keterangan tertulis IBPA, di Jakarta, Senin (23/7/2012), yield untuk tenor dua tahun turun –1,5bps ke level 4,8415 persen sementara yield tenor 10 tahun pun turun –4,19 bps ke level 5,8424 persen.

"Spread antara kedua tenor tersebut menyempit ke kisaran 100 bps dari kisaran 102 bps di hari sebelumnya. Sementara dari sisi tenor, tenor menengah (5-7 tahun) memimpin penurunan rata-rata yield dengan turun –4,8 bps. Disusul dengan tenor panjang yang turun –4,4 bps dan tenor pendek –2,3 bps," ulas laporan tersebut.

Disebutkan, jika penurunan yield yang telah terjadi sejak awal pekan kemarin diperkirakan masih terpengaruh oleh imbas positif dari rating outlook Moody’s terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Investor asing diduga menjadi pendorong penurunan yield tersebut. Ini terlihat dari kepemilikan asing yang mengalami kenaikan Rp1,1 triliun menjadi Rp231,96 triliun pekan lalu.

"Investor asing diperkirakan mengejar target kenaikan harga obligasi sampai akhir Juli, lalu merealisasikan keuntungannya menjelang Agustus. Pergerakan harga obligasi dalam lima tahun terakhir pun cenderung tertekan turun di Agustus," imbuhnya.

Sebagai informasi, indeks harga bersih obligasi negara GBIX-Clean Price Index pada penutupan kemarin naik +0,26 persen ke level 132,6397. Posisi ini naik +1,80 persen dibanding akhir pekan lalu yang berada di posisi 130,2988.

Sedangkan GBIX-Total Return Index ditutup naik +0,27 persen ke level 184,6155 dari level 184,1145 di hari sebelumnya. Dengan demikian, secara year to date positive return dari indeks tercatat sebesar +6,30 persen year to date (ytd).

Disebutkan, salah satu pendorong kenaikan indeks adalah rally harga Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark. Harga pasar wajar untuk seri-seri benchmark pada penutupan akhir pekan kemarin mengalami kenaikan antara 0,2-43,8 bps. Kenaikan tertinggi masih terjadi di seri-seri bertenor panjang.

"Sayangnya, kenaikan harga tidak serta merta dibarengi pula oleh meningkatnya total volume perdagangan," tuturnya.

Di akhir pekan ini, volume perdagangan justru turun –12,1 persen dari Rp9,9 triliun menjadi Rp8,7 triliun. Namun sebaliknya, frekuensi perdagangan mengalami kenaikan +21,2 persen dari 619 transaksi menjadi 750 transaksi. (nia)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement