JAKARTA - Sentimen negatif regional juga menekan nilai mata uang rupiah. Walau demikian, rupiah kali ini belum menembus level Rp9.500 per USD.
Dalam risetnya, Head of Research Treasury Division BNI Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan, menipisnya kepercayaan pelaku pasar atas kondisi terkini di kawasan Eropa cenderung berimbas pada minimnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.
Rencana lelang sukuk dengan target Rp500 miliar diprediksi mampu meramaikan perdagangan obligasi pemerintah. Kabar baik Bank Indonesia (BI) atas pembelian obligasi China untuk meningkatkan hubungan baik kedua negara di bidang perdagangan internasional mengurangi tekanan rupiah. Meskipun kenaikan NDF rupiah di pasar offshore ikut memberi sentimen negatif atas rupiah.
Rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) menguat ke Rp9.488 per USD pada Selasa (24/7/2012), menguat dari periode perdagangan sebelumnya Ro9.493. Menurut Bloomberg, rupiah berada di Rp9.477 per USD.
Sementara menurut yahoofinance, rupiah berada di posisi Rp9.472 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian berada di level Rp9.502,5-Rp9.493.
(Widi Agustian)