JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku berhemat Rp13,6 triliun jika memanfaatkan gas alam cair (Liquiefied Natural Gas/LNG). LNG ini, dapat dimanfaatkan untuk sektor transportasi dan rumah tangga.
"Sudah empat bulan lalu memikirkan menggunakan solar 12,6 juta kiloliter (kl) dengan menggunakan LNG bisa mengurangi Rp13,6 triliun," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Senin (6/8/2012).
Karen menambahkan, penggunaan LNG sebagai bahan bakar juga mampu mengurangi biaya operasional kendaraan. Ini karena harga LNG lebih murah dibanding solar bersubsidi. Harga LNG berkisar di USD18-USD20 per mmbtu, sedangkan solar nonsubsidi sekira Rp9.807 per liter.
Dia melanjutkan, potensi pemanfaatan LNG untuk sektor pertambangan batu bara di Kalimantan diperkirakan mencapai sekira 0,62 ton per tahun. Hal ini diasumsi tingkat konsumsi solar nonsubsidi dari keempat perusahaan besar tambang batubara yang beroperasi di wilayah itu mencapai 1,62 juta kl per tahun.
selain itu, dibandingkan menggunakan CNG, LNG memiliki densitas energi tiga kali, lebih besar pada volume yang sama, LNG dapat disimpan dalam tekanan rendah (satu atmosfer) dan memiliki jarak tempuh yang lebih panjang.
Berdasarkan data statistik, dari NGV Global, saat ini sudah terdapat kurang lebih 15 juta kendaraan berbahan gas yang sedang beroperasi di dunia. Pencatatan tersebut dilakukan terhadap semua jenis kendaraan yang berbahan bakar, baik berupa LNG, CNG, dan LGV.
(Martin Bagya Kertiyasa)