JAKARTA - Pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) akan mengurangi arus pelayaran yang terjadi antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Namun, jasa pelayaran dipastikan tidak akan mati jika JSS dibangun.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono tidak menampik adanya penurunan trafic pada pelayaran Merak-Bakauheni jika JSS telah berjalan. Menurut dia, penurunan trafic pelayaran baik barang maupun penumpang pasti terjadi.
"Akan terjadi reposisi untuk Ferry. Tapi marketnya tidak akan terganggu dengan adanya JSS. Seperti di Suramadu, kan masih ada pelayarannya," kata dia kepada Okezone di MNC Tower, Jakarta, Senin (1/10/2012).
Meski begitu, dia mengakui akan terjadi penurunan pada jalur lintas tersebut. "Tapi untuk pastinnya saya belum tahu," katanya.
Dia menambahkan, untuk true traffic (pelayaran langsung) pasti memilih menggunakan JSS. "Tapi untuk memanjangkan, dia masih menggunakan jasa angkutan pelayaran," tuturnya.
Sekadar informasi, Kehadiran JSS merupakan alternatif pemecah mobilitas tinggi antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Selama ini, terbukti keberadaan fasilitas dermaga penghubung dan jumlah kapal yang minim tak mampu mengatasi permasalahan arus mobilitas antarkedua pulau.
Meski telah dilakukan langkah antisipasi oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Pelabuhan Merak, terus menambah jumlah armada kapal roll on-roll off (roro) di lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni. Namun kemacetan masih terus terjadi.
(Martin Bagya Kertiyasa)