JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi mengalami pelemahan hingga ke level Rp9.700-Rp9.750 per USD selama satu minggu ini. Intervensi Bank Indonesia (BI) cukup membantu menahan laju pelemahan rupiah yang semakin cepat.
"Jika BI tidak melakukan intervensi diperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di level 9900 karena NDF rupiah terhadap dollar sendiri saat ini sudah ditutup dilevel Rp9.880-Rp9.900 per USD," ungkap Analis Valas Rahadyo Anggoro Widagdo di Jakarta, Kamis (17/1/2013).
Lebih lanjut dia menjelaskan, para pelaku pasar memiliki ekspektasi inflasi yang akan semakin tinggi di 2013 dengan pengaruh dari kenaikan tarif dasar listrik dan musim hujan juga mempengaruhi terhadap supply bahan pokok makanan sehingga secara otomatis meningkatkan harga bahan pokok tersebut.
"Namun demikian, BI mempertahankan analisa mereka terhadap perekonomian, bahwa dampak listrik naik tarif akan ringan, sehingga BI rate tidak berubah hingga Q1 2013," jelasnya.
Sementara kinerja perdagangan Indonesia pada bulan November mencatat defisit yang lebih rendah, walaupun masih adanya kekhawatiran terhadap kinerja neraca perdagangan Q4 2012 lalu.
"BI memperkirakan pada Q412 keseimbangan neraca perdagangan Indonesia tetap positif. Kondisi ini didukung oleh masih banyaknya FDI yang masuk ke Indonesia," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)