JAKARTA - Nilai rupiah terdepresiasi seiring dengan tekanan yang datang dari sejumlah faktor. Alhasil, rupiah kembali melemah ke Rp9.698 per USD.
Dalam risetnya, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menjelaskan, nilai tukar rupiah masih terpengaruh dengan situasi global. Sentimen negatif pun saat ini tengah menyelimuti pasar global.
Rupiah juga terkena sejumlah dampak isu ekonomi, yakni pemerintah akan menggunakan instrumen hedging untuk asumsi nilai tukar dan harga ICP dan membeli asuransi bencana alam, guna mengurangi gejolak pada APBN. Rencana ini akan diterapkan pada APBN 2014.
Lalu, ekonomi AS hanya tumbuh 0,1 persen secara yoy pada kuartal IV-2012, dan 2,2 persen yoy untuk 2012, karena turunnya belanja pemerintah terutama belanja pertahanan. The Fed kemungkinan akan memompa likuiditas yang lebih besar ke pasar keuangan.
Rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), Kamis (31/1/2013) melemah ke Rp9.698 per USD dibandingkan periode perdagangan sebelumnya Rp9.690. Sementara menurut Bloomberg, rupiah ada di Rp9.763.
Berdasarkan data yahoofinance, rupiah ada di Rp9.685 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian ada di Rp9.760-Rp9.770.
(Widi Agustian)