JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan penurunan laba 2012 sebesar 79,77 persen menjadi USD67,5 juta. Tahun lalu, INCO memperoleh pendapatan USD333,8 juta.
Menurut Presiden Direktur Nico Kenter, beban pokok pendapatan pada 2012 meningkat 10 persen terutama karena kenaikan harga HSFO dan meningkatnya biaya bahan pembantu.
"Penurunan laba tersebut juga karena kenaikan harga minyak bakar bersulfur tinggi (HSFO) dan meningkatnya biaya bahan pembantu terkait dengan perbaikan tanur pada semester I-2012," ujarnya di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Lebih lanjut, menurutnya, meningkatnya beban produksi karena menurunnya harga nikel global sehingga hal tersebut berdampak pada penurunan pendapatan produksi perseroan pada tahun 2012 sebesar 22,15 persen atau sebesar Rp967,3 juta dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD1,242 miliar.
Selain itu, perseroan juga memutuskan untuk meningkatkan kapasitas nominal tanur dari 75 megawatt (MW) menjadi 90 MW. Hal tersebut seiring dengan kinerja operasional yang prima.
"Penambahan itu juga membuat kami berhasil mencatat rekor produksi sebesar 21.306 metrik ton nikel dalam matte pada triwulan keempat 2012," imbuhnya.
Selain itu, perseroan juga menyetujui pembagian dividen final sebesar USD25 juta atau USD0,000252 per lembar. Nico menyebut dividen final ini akan dibayarkan pada 31 Mei 2013 kepada pemegang saham yang tercatat dalam daftar pada 17 Mei