Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Redenominasi Buat Perekonomian Jadi Lebih Efisien

Hendra Kusuma , Jurnalis-Selasa, 07 Mei 2013 |14:32 WIB
Redenominasi Buat Perekonomian Jadi Lebih Efisien
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Dengan dilakukannya redenominasi nilai mata uang, maka pemerintah dapat mengatasi aspek negatif dari denominasi rupiah yang besar. Salah satunya adalah mengemat biaya pengadaan uang dalam jangka panjang.

Direktur Eksekutif Pusat riset dan Edukasi Bank Indonesia (BI) Iskandar Simorangkir mengatakan, aspek inefisiensi perekonomian, dan dampak negatif denominasi lebih cenderung pada waktu, dan biaya transaksi yang cukup besar.

Dia menjelaskan, kebutuhan pengembangan infrastruktur untuk sistem pembayaran non tunai di masa mendatang dengan biaya pengadaan uang baru juga meningkat. Selain itu, pengadaan uang baru dengan pecahan yang lebih besar harus diterbitkan untuk mengakomodasi kebutuhan pembayaran tunai yang semakin meningkat.

"Tapi dengan redenominasi perekonomian menjadi lebih efisien, ekspektasi inflasi lebih rendah, serta penghematan biaya pengadaan uang dalam jangka panjang," kata Iskandar saat seminar di Universitas Perbanas, Jakarta, Selasa (7/5/2013).

Tidak hanya itu, dampak negatif denominasi dalam rupiah dipersepsikan bernilai sangat rendah. Namun, dengan redenominasi meningkatkan kebanggaan terhadap rupiah serta dapat memfasilitasi ASEAN 2015.

Adapun manfaat redenominasi dalam aspek kendala teknis, yakni semakin banyaknya digit angka. Menurut dia, dengan redenominasi tidak diperlukan lagi adanya penyesuaian infrastruktur, dan aplikasi dari waktu ke waktu, serta berkurangnya risiko human error.

"Manfaat redenominasi itu banyak, membuat inefisiensi perekonomian, meningkatkan kebanggaan terhadap rupiah dan mengatasi kendala teknis akibat semakin banyaknya angka," tutur dia.

Oleh karena itu, Iskandar mengungkapkan redenominasi berbeda dengan sunering lias pemotongan nilai uang. Dia menjelaskan, redenominasi tidak ada yang dirugikan, karena nilainya tetap.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement