Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengusaha Wanita Keluhkan Tingginya Bunga Bank

Dina Mirayanti Hutauruk , Jurnalis-Sabtu, 11 Mei 2013 |15:10 WIB
Pengusaha Wanita Keluhkan Tingginya Bunga Bank
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) menyebabkan kendala yang dihadapi wanita untuk menjadi pengusaha adalah budaya patrilineal, dan bunga bank yang cukup tinggi.

"Bunga perbankan masih cukup tinggi yakni di atas 12 persen," ungkap Ketua Umum Iwapi Nita Yudi di Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (11/5/2013).

Nita menambahkan, begitu perempuan menjadi pengusaha, mereka cenderung kurang percaya diri dalam menghadapi klien dan pasar. Oleh karena itu, menurutnya, Iwapi merupakan wadah yang tepat untuk memotivasi perempuan pengusaha.

"Dari Iwapi saja sudah bisa menjadi perempuan  pengusaha. Artinya, kita harus memotivasi perempuan di seluruh Indonesia untuk bisa menjadi pengusaha karena dengan menjadi pengusaha dia akan mandiri secara ekonomi, artinya kesejahteraan keluarga terjamin dan tidak akan ada KDRT dan sebaginya," tuturnya.

Sementara, kendala kedua, adalah tingginya suku bunga perbankan mebuat pengusaha wanita sulit mendapatkan modal. "Bunga perbankan masih cukup tinggi, di atas 12 persen dan ada yang di atas 16 persen. Ini menyulitkan mencari modal. Sementara di China bunga bank hanya 5,5 persen," ujarnya.

Da mengatakan, pemerintah selalu berbicara gerakan kewirausahaan nasional, tapi kenyataan tidak memberi dukungan maka ini yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan wanita menjadi pengusaha.

"Ketika pemerintah mengatakan gerakan kewirauisahaan nasional tetapi tuts-nya tidak di support pemerintah. Misalnya bunga bank dan pajak masih tinggi, ini harus segera diperbaiki," ujarnya.

Nita mengatakan harus ada kepastian berinvestasi, yakni perizinan yang dikelola oelh kementerian perdagangan harus lebih dipermudah.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement