Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

23% Penduduk Jawa Belum Dapat Listrik

Bramantyo , Jurnalis-Jum'at, 17 Mei 2013 |15:07 WIB
23% Penduduk Jawa Belum Dapat Listrik
A
A
A

SOLO – Saat ini di pulau Jawa masih ada sekira 23 persen penduduknya yang belum menikmati aliran listrik. Terutama mereka yang berada di kawasan selatan Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, juga di daerah pegunungan.

"Karena itu kesuksesan penambahan jaringan pembangkit tenaga listrik mutlak diperlukan," ujar Direktur PT PLN bidang Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi, Murtaqi Syamsuddin saat bertemu Okezone, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/5/2013).

Kenapa belum mendapat aliran listrik? Menurut Murtaqi, karena mereka berada di kawasan terpencil, sehingga untuk menjangkau daerah terpencil itu memang dibutuhkan penambagan jaringan. Penambahan jaringan itu juga memerlukan infrastruktur yang lain.

Untuk mengatasi ke 23 persen penduduk di Jawa yang belum mendapat aliran listrik, menurut Murtaqi, pemerintah telah menargetkan pada 2020 rasio elektrifikasi bisa mencapai 90 persen, maka penduduk di Jawa bisa mendekati 100 persen yang bisa menikmati aliran listrik.

Pada kesempatan itu, Direktur PT PLN bidang Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi mengatakan bahwa untuk mengantisipasi beralihnya lokasi industri dari daerah Jawa Barat ke Jawa Tengah, terutama ke daerah eks karesidenan Surakarta, PT PLN Area Surakarta sudah diminta untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan listrik.

"Kita dengan ada beberapa industri yang akan merelokasi dari Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah, terutama di kawasan Surakarta. Untuk itu Surakarta harus siap permintaan sambungan baru," ujarnya.

Tetapi pergeseran itu, menurut Murtaqi, tidaklah begitu masalah. Karena diperkirakan hanya 50 perusahaan. Bila satu perusahaan membutuhkan satu megawatt (mw), maka hanya dibutuhkan 50 mw. Untuk area Surakarta saat ini masih mencukupi. (wan)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement