JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan tajam. Pagi ini, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) telah menembus level Rp11.000 per USD.
Pengamat pasar modal Rahadyo Anggoro mengatakan, melemahnya Rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu dari kondisi global maupun dari kondisi perekonomian Indonesia sendiri.
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah adalah karena kebutuhan terhadap dolar AS yang sangat tinggi, khususnya dari kebutuhan korporasi dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam mata uang asing.
Selain itu, defisit Neraca Perdagangan yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bermasalah. Menurunnya ekspor Indonesia dapat mempengaruhi pertumbuhan industri yang bisa berujung pada sektor tenaga kerja.
"Menurunnya ekspor membuat pasokan dolar AS tetap terbatas. Sedangkan permintaan dari para importir terus meningkat, yang membuat Rupiah kembali," jelas dia kepada Okezone, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Dia melanjutkan, pengaruh selanjutnya, dikarenakan langkah-langkah dan pernyataan dari para pengambil kebijakan terkait dengan asumsi makroekonomi 2014 yang cenderung tidak sesuai dengan kondisi riil. Hal ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah melemah.
(Martin Bagya Kertiyasa)