JAKARTA - Gejolak politik menjelang Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden akan memicu tingginya uang yang beredar. Dengan demikian, maka pelemahan Rupiah akan kembali terjadi, dan inflasi juga akan meningkat.
"Hal ini menyusul konsentrasi pemerintah untuk mengendalikan moneter yang terpecah khususnya kementrian yang menterinya memiliki kepentingan di 2014," Pengamat Rupiah Rahadyo Anggoro kepada Okezone, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Di sisi lain, dia menilai ketidakpastian global yang tinggi jadi penyebab lainnya. Ketidakpastian global menyebabkan aset-aset berisiko, termasuk mata uang Asia, turut melemah. Kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir semester tahun ini.
"Faktor global yang melemahkan Rupiah adalah rencana bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) untuk mengurangi stimulus moneter yang diperkirakan akan membuat keluarnya dana asing yang ditempatkan di negara berkembang," kata dia.
"Akibatnya, nilai tukar Rupiah diperkirakan terus melemah karena defisit neraca berjalan membengkak dan membuat nilai tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah," katanya.
(Martin Bagya Kertiyasa)